66. Lost the best partner

6.2K 449 11
                                    

Allerick memandangi jalanan dari tempatnya berdiri, sore hari ini ia tidak melihat teman-temannya datang satu pun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Allerick memandangi jalanan dari tempatnya berdiri, sore hari ini ia tidak melihat teman-temannya datang satu pun. Tapi tidak masalah untuknya, Allerick juga paham jika mereka juga harus beristirahat. Allerick mengetuk-ngetukkan kakinya di lantai merasa bosan, hingga tak sengaja matanya menangkap sebuah mobil memasuki pekarangan rumah sakit.

"Ayah ..." gumam Allerick kemudian berlari menuju pintu untuk keluar.

Dia tersenyum sembari memegang memegang infusnya, tubuh kurus itu berlari menyambut sang ayah.

Setelah lift terbuka, ia melihat ayahnya memasuki pintu. Segera Allerick mendekat dengan senyum di wajah, dia memang sering tersenyum akhir-akhir ini.

"Lho, kamu kenapa di sini?"

"Ayah bawa apa?" Allerick mengajukan pertanyaan tanpa menjawab sang ayah.

"Buah."

Allerick menggandeng tangan Sandi dan berbelok ke arah lain, menuju taman.

"Ayah dari sekolah?"

Sandi mengangguk. "Iya, ada rapat buat ujian nanti."

"Udah mau ujian, ya?" Tiba-tiba suara Allerick menjadi rendah.

Melihat Allerick menjadi sedih, sandi merangkul bahu anaknya itu.

"Gak pa-pa, nanti kalo Allerick sembuh, pasti ikut juga."

Allerick mengangguk-angguk, dia juga ingin sembuh.

"Yah, Ayah udah ketemu bunda?"

Sandi terdiam sebentar kemudian menggeleng lemah. "Ayah terlalu takut, Nak."

Pria tampan yang kini bertubuh kurus itu melepaskan syal merah yang terlilit di leher, lantas diberikan pada sang ayah.

"Kemarin Ayah tanya permintaan Allerick apa," Allerick menatap ayahnya dengan penuh permohonan, "tolong kasih ke bunda, ya. Ini dari Allerick, maaf gak pernah jengukin bunda lagi."

"Allerick lagi berjuang dulu buat sembuh."

***

"Kata ayah, bentar lagi ujian, ya?"

Astrella yang sedang duduk menonton televisi, menoleh begitu Allerick bertanya.

"Iya." Gadis itu mengangguk.

"Fokus aja ujiannya, gak ke sini dulu gak pa-pa."

Dijawab Astrella dengan gelengan. "Aku nanti bawa buku ke sini, belajar sambil jagain Ale."

"Terserah, sih." Tersungging senyum tipis di bibir pria itu.

Allerick kemudian mengambil cermin ukuran sedang yang ada di atas meja nakas, ia melihat dirinya yang terpampang di sana. Wajahnya masih tampan, tapi ia semakin kurus. Allerick melihat tulang belikatnya yang kian menonjol.

SAYONËËTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang