Sebuah botol berputar di tengah-tengah lima pria tampan, yang terlihat bersantai dengan rokok di sela jarinya. Mereka berlima berada di rooftop sekolah, lagi-lagi tidak mengikuti pelajaran kedua tadi, dan ini sudah jam istirahat. Lambat laun, botol itu kemudian berhenti berputar dengan ujung yang mengarah ke Jayden.
“Truth or dare?”
“Truth!”
“Halah, cupu banget!” celetuk Dallas dan dipelototi oleh Jayden.
Zidan kemudian bertanya, “Siapa mantan terakhir lo dan kenapa bisa putus?”
“Ekhem,” Jayden sengaja batuk sebelum menjawab, “Indi, karena tambah lama mukanya tambah jelek.”
“Muka kayak parut aja sok belagak lo!” semprot Efrain nyelekit.
“Heh, anjir! Iri sama gue bilang! Gak berani nembak cewek diem aja, deh!!”
Efrain memutar bola matanya, malas sekali meladeni Jayden panjang lebar. Bukannya ia tidak berani mengungkapkan rasanya pada gadis itu, hanya saja rasa gengsinya yang terlalu tinggi.
Jayden kemudian memutar botol, dan berhenti di Allerick.
“Truth or dare?”
“Dare!”
Jayden tersenyum licik, ia kemudian melirik ke bawah ke arah taman. Terlihat seorang gadis yang berjalan pelan dengan bantuan tongkatnya.
“Oke,” Jayden menjentikkan jarinya, “gue tantang lo, deketin cewek yang di sana. Pacarin tiga bulan, habis itu buang! Deal?"
Allerick mengalihkan pandangannya ke bawah, di lihatnya seorang gadis yang berjalan sangat lambat dituntun tongkatnya.
Pria tampan itu mengernyitkan keningnya, "Dia buta?"
Jayden menganggukkan kepalanya, “Bener banget, jadi dare dari gue deketin cewek itu.”
“Kegantengan lo gak bisa nolong lo kali ini,” timpal Dallas terkekeh.
Jayden menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Dallas, “Gimana, Rick? Berani gak lo?!”
Allerick menatap Jayden tak santai. “Lo remehin gue? Jangankan buta, cewek tuli aja gue berani.” ungkap Allerick langsung berdiri dari duduknya, melangkah menjauh menuju pintu keluar rooftop.
Di sisi lain, seseorang di antara ke empat pria itu mengepalkan tangannya. Merasa tidak rela jika wanita buta itu dijadikan mainan.
⚡⚡⚡
Tuk tuk tuk!
Suara ketukan tongkat yang bergesekan dengan aspal terdengar jelas, seorang gadis cantik melangkahkan kakinya hati-hati sambil menggerakkan tongkatnya ke depan. Sebut saja ia Astrella, Astrella Gharban.
Dia diberikan kelebihan cantik di rupanya, namun juga memiliki kekurangan. Astrella adalah gadis buta yang suka menyendiri, gadis itu tidak mau merepotkan orang lain karena kekurangannya.
“Aduh!” ringisnya..
Tiba-tiba saja kakinya tersandung batu, tongkatnya terjatuh entah ke mana. Astrella meraba-raba aspal mencari tongkatnya, tapi tidak ketemu.
“Kalo jalan hati-hati!” sahut seorang pria dan membantunya berdiri.
“Terima kasih,” ucap Astrella dan melepas tangannya dari lengan pria yang menolongnya itu.
“Em, bisa tolong ambilin tongkat aku?” pinta Astrella merasa tak enak, “udah aku cari, tapi gak ketemu.”
Allerick mengambil tongkat gadis itu, dan memberikannya pada sang empu. Iya, yang menolong Astrella adalah Allerick, sang Cassanova Adarlan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAYONËË
Genç KurguAllerick Dante, pria arogan dan berhati dingin yang sialnya berwajah tampan. Ia adalah ketua geng dari Priamos squad yang terkenal garang dan sangat membenci geng Wonderlust yang diketuai oleh Deangelo. Ia tahu jika dirinya tampan, sehingga Allerick...