9. Zebra cross

8.4K 717 3
                                    

Allerick menatap kosong ke depan, motor berlalu-lalang melintas di depannya, ia sedang duduk sendiri di trotoar jalan yang memang tersedia tempat duduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Allerick menatap kosong ke depan, motor berlalu-lalang melintas di depannya, ia sedang duduk sendiri di trotoar jalan yang memang tersedia tempat duduk. Pria itu lantas mengedarkan pandangannya ke pengguna jalan, ada yang terburu-buru ada juga yang santai.

Pria itu mengangkat satu sudut bibirnya, rupanya semua masih berjalan sama saja, padahal dunia Allerick sedang tidak baik-baik saja sekarang.

Pandangannya lantas tertuju pada seorang gadis yang sedang menyeberang di zebra cross, gadis yang selalu Allerick lihat wajahnya akhir-akhir ini.

Sedang apa Astrella berada di tengah-tengah kota sendirian?

Bunyi klakson bersahut-sahutan karena lampu sudah hijau kembali, tapi Astrella masih menyebrangi zebra cross dan belum sampai di tepi. Dengan cepat Allerick menghampiri gadis itu, jika telat sedikit saja pasti Astrella sudah tertabrak.

“Lo ngapain di sini, hah?!” bentak Allerick, ia juga kaget karena sebuah motor hampir menyerempet mereka.

“Ale ....”

“Ngapain berkeliaran di jalan raya kayak gini?!”

Astrella menggeleng pelan tak menjawab. Langkahnya mengikuti Allerick yang menariknya dengan kasar, sesekali kakinya tersandung karena tak sempat memprediksi apa saja yang ada di depannya. Pria itu menggiringnya tak sabaran.

“Mau ke mana, hah?!” Allerick berhenti saat sudah tidak di jalanan lagi.

“Aku mau ke minimarket,” jawab Astrella.

“Emang di rumah lo gak ada yang mau nganter sampek lo jalan sendiri gini?!”

Astrella menggelengkan kepala. “Aku sengaja gak minta anter, bisa sendiri.”

“Bisa sendiri lo bilang? Lo hampir ditabrak, Astrella!!”

Astrella matanya berkaca-kaca setelah dibentak, ia menahan untuk tidak menetes air matanya. Astrella memang tidak bisa dibentak, karena ia tidak terbiasa akan itu. Keluarganya sangat menyayanginya, Astrella tumbuh dengan kasih lemah lembut.

Panas yang menyelimuti Allerick surut saat melihat mata gadis itu berlinang-linang air matanya, ia hanya terbawa emosi saja. Sebab dari awal memang amarah sudah menguasainya.

“Gue antar lo,”ujar Allerick melembut.

Pria itu kemudian menggandeng tangan Astrella menuju minimarket yang tidak jauh dari tempat mereka berada, berjalan kaki hanya memerlukan waktu tiga menit untuk sampai.

“Mau beli apa?”

“Es krim,” jawab Astrella.

Allerick mengangguk, masih menggenggam tangan Astrella ia menuntun gadis itu memasuki minimarket berlogo lebah itu. Allerick membawa Astrella menuju freezer es krim.

“Mau yang mana?”

“Mau beli jajan dulu, Ale.”

Allerick menaikkan sebelah alisnya, tapi tak urung mengantar gadis itu menuju rak makanan ringan.

“Yang apa?”

“Yang cokelat.”

Allerick lantas memilihkan kue cokelat dengan berbagai merk, sempat terlintas di pikirannya jika mungkin saja Astrella bisa terkena diabetes jika memakan itu semua. Tapi karena Astrella masih muda, jadi terobos saja, Allerick mengambil semua jajanan cokelat yang terlintas di matanya.

“Apalagi?” tanya Allerick setelah keranjang di tangannya sudah penuh dengan cokelat.

Astrella terdiam sejenak untuk berpikir lalu berkata, “Ale tunggu sini, ya.”

 Gadis itu kemudian berjalan pelan ke depan menahan Allerick agar tidak mengikutinya. Dirasa pria itu menurut, ia kembali melangkah dan pergi ke rak ujung. Astrella sudah hafal tempat perbelanjaan ini karena seringkali datang.

Ia pun berhenti kemudian meraba-raba barang di depannya, memilih produk yang sering ia beli dan sudah ia hafal di mana tempatnya.

Allerick yang ternyata mengikut tanpa sepengetahuan Astrella, menggaruk tengkuknya melihat gadis itu sedang mengambil beberapa benda yang hanya perempuan yang boleh memakai. Allerick merapatkan bibirnya dan mengalihkan tatapan ke arah lain saat tak sengaja melihat mbak-mbak kasir yang juga sedang melihat ke arahnya dan Astrella.

Setelahnya Astrella berjalan ke tempat di mana tadi ia meninggalkan Allerick, sedang pria itu diam saja dan tetap mengikuti.

“Ale?”

“Hm,” gumam Allerick menjawab sahutan gadis itu.

“Bisa ambilin yoghurt vanila?”

Allerick mengangguk lalu kemudian membuka lemari es yang berada di sampingnya, mengambilkan minuman yang Astrella maksud sebanyak-banyaknya.

“Ada lagi?”

Gadis itu menggelengkan kepalanya. “Udah,” jawabnya.

Mereka kemudian membayarnya di kasir, dengan Astrella yang berharap pria itu tidak menyadari barang yang ia beli dan Allerick yang mencoba menelan rasa kikuknya.

***

Seorang pria menghentikan motornya di depan sebuah kafe, sore ini cuaca cukup bagus sehingga ia merasa harus menghabiskan waktunya dengan menikmati secangkir kopi Espresso. Pria itu Deangelo, pria yang dikenal sebagai jaguarnya SMA Dakota.

Ketua geng Wonderlust itu memasuki kafe dan menyita perhatian, tapi ia tidak menggubris. Tujuannya adalah meminum kopi, bukan mencari api.

“Pesan apa, Mas bro?” tanya seorang barista.

Memang kafe yang Deangelo singgahi itu memperlakukan pelanggan layaknya teman, kebanyakan pengunjung juga berusia sepadan dengan barista, sehingga mereka menerapkan sistem ‘sok kenal sok dekat' itu.

“Espresso sama sandwich, gak usah pake selada, Bro.”

“Siap!”

Setelahnya Deangelo memilih duduk di smoking area, tidak sah rasanya jika tidak menyesap barang pemicu kanker itu. Sembari menunggu pesanannya datang, Deangelo menatap layar kunci ponselnya, foto seorang gadis yang tidak pernah diganti walaupun ia sudah tak lagi bercengkerama dengan gadis itu.

Karena salah paham dan keegoisan yang tidak pernah bisa lepas, hubungan mereka menjadi retak. Clara, fotonya masih terpasang di layar ponsel Deangelo.

“Lo apa kabar, hm?”

“Lo apa kabar, hm?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Minggu, 15 Agustus 2021

halo guys aku balik lagi buat lanjutin cerita ini, maaf udah buat kalian nunggu. aku bakal usahain untuk apdet sesering mungkin.

dukung terus cerita sayonëë sampai tamat ya, tengkyuuuuu

SAYONËËTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang