38. Jangan pergi, tolong!

14K 901 73
                                    

"Minggir, cewek gue mau lewat!" titah Allerick pada murid lain yang bergerombol melewati tangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Minggir, cewek gue mau lewat!" titah Allerick pada murid lain yang bergerombol melewati tangga.

Pelan-pelan pria itu menuntun Astrella menaiki anak tangga satu persatu, murid yang lain secara alami langsung menepi memberikan keduanya jalan. Dikeluarkannya Lalita dari sekolah menjadi pelajaran bagi murid-murid, untuk tidak mencari masalah dengan ketua geng Priamos itu. Dikeluarkan Lalita juga tidak terlepas dari kelakuannya sendiri yang seringkali merundung murid lain yang lebih lemah.

"Nanti gue ajak nonton. Mau, kan?"

Astrella mengangguk pelan dan tersenyum. "Iya," jawabnya.

"Ya udah gue ke taman dulu, temen-temen gue nungguin."

"Tumben ngumpul di taman?"

Allerick tersenyum tipis dan menjawab, "Iya, lagi pengen aja."

"Ya udah pergi sana!" cetus Astrella.

"Ngusir?"

"Enggak, kan temen-temen kamu nungguin."

Sekali lagi Allerick tersenyum, diusapnya surai gadis itu yang selalu tergerai.

"Gue pergi," dengan tempo cepat Allerick mengecup pipi kekasihnya itu, "bye, sayang!"

Astrella tak bisa menahan bibirnya untuk tidak melengkung, dia tersipu. Pria itu selalu saja mampu membuatnya merasa sangat istimewa, ia harap bahagianya ini akan bertahan lebih lama lagi.

Saat akan berbalik, ia baru teringat jika airpods-nya masih pada kekasihnya itu. Menyadari Allerick sudah pergi, Astrella menghela nafas panjang. Mau tidak mau ia harus naik turun tangga lagi, tanpa airpods Astrella tidak bisa belajar nantinya. Ia pun memutuskan ke taman menemui Allerick.

***

Dengan membawa buku di tangan kanan, Zidan melangkahkan kaki menuju aula untuk tes gladi resik untuk olimpiade selanjutnya. Sudah dikatakan jika ia adalah golongan anak emas SMA Adarlan, hanya saja karena ia masuk dalam geng Priamos menjadikannya banyak diberi siraman rohani.

Tidak seharusnya cumi-cumi bergaul dengan ubur-ubur, begitu kata yang sering guru-guru ucapkan padanya.

Begitu ingin menaiki tangga, langkahnya terhenti tiba-tiba. Dilihatnya gadis yang mematahkan hatinya tempo lalu berada di atas sana. Dua bulan ini Zidan seakan menjaga jarak sementara pada Astrella, hatinya butuh istirahat dari rasa sakit.

Gadis buta itu perlahan melangkahkan kakinya dan melewati Zidan begitu saja, karena ia benar-benar tidak tahu jika pria itu di dekatnya.

"Ternyata masih ada, masih kuat ..." gumam Zidan begitu Astrella berlalu dan menjauh.

Pria itu tersenyum miris, sesusah itu menghilangkan perasaan yang sudah lama disimpan rapat-rapat. Jadi, berapa lama lagi ia harus pura-pura tersenyum?

SAYONËËTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang