23. Two girls on the Weekend

6.2K 524 20
                                    

Astrella menyipitkan mata tatkala sinar matahari pagi menyengat begitu terik, ia sedang berjemur di halaman rumahnya sejak lima belas menit yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Astrella menyipitkan mata tatkala sinar matahari pagi menyengat begitu terik, ia sedang berjemur di halaman rumahnya sejak lima belas menit yang lalu. Sedang keluarganya sedang jogging, kecuali sang kakak yang masih betah dalam tidurnya.

Dia melangkahkan kakinya menuju taman kecil di mana ada kursi dan meja di sana, berjalan pelan Astrella menuju kursi itu. Duduk menikmati semilir angin pagi, Astrella tersenyum hangat saat daun jatuh tepat di atas jemarinya.

Suara motor lantas terdengar mendekat, Astrella mengira Zidan atau teman-teman Deangelo yang datang, tapi ia tidak mendengar orang itu menggeser pagar.

Tiba-tiba suara siulan terdengar, Astrella menggeleng ke kanan dan ke kiri walau ia tahu dia tidak bisa melihat. Siulan itu terus terdengar namun ia tidak tahu siapa.

“Sstt, cantik!”

“Siapa?” tanya Astrella akhirnya.

“Ngapain sendirian?”

Astrella menaikkan sebelah alisnya, sepertinya ia tahu siapa orang itu.

“Alle?”

“Hm,” sahut Allerick yang sedang duduk di atas motor sambil memperhatikan Astrella dari luar pagar.

“Mau ikut gue?” tawar pria itu.

“Ke mana?”

“Mau, nggak?”

Gadis itu berpikir sebentar. “Bentar, aku pamit dulu.”

“Gue tunggu atau bantuin pamitan?”

“Gak usah, aku aja.” Astrella lantas pergi memasuki rumah, sempat tersandung karena kakinya tak sengaja menendang bebatuan taman.

“Pelan-pelan, Ella.”

“Iyaa!”

“Ke kiri dikit, depan lo ada bunga.”

Astrella akhirnya memasuki rumah dengan arahan Allerick, ia berjalan menuju tangga. Lalu kemudian menaiki tangga satu persatu, karena memang kamar kakaknya berada di lantai dua. Dibukanya pintu dan terpampang lah Deangelo yang masih tidur dengan mulut sedikit terbuka.

“Kak, Ella pamit keluar, ya.”

“Ke mana?” Deangelo menyahuti namun tak membuka mata.

“Nanti aja, kakak antar.

“Gak usah, Ella sama temen.”

“Oke.”

Setelah mendapat izin, Astrella beranjak dari kamar sang kakak, sedang Deangelo melanjutkan tidurnya.

“Hati-hati turun tangganya!”

“Iyaa!”

Sesampainya di bawah, Astrella keluar dan menutup pintu. Ia lantas beranjak menuju pagar di mana Allerick menunggunya di sana.

SAYONËËTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang