Bunyi dentuman keras memekakkan, terdengar luhur di telinga muda-mudi yang bergoyang dengan asyiknya di ruangan temaram yang di penuhi lampu kelap-kelip. Tak jarang pasangan yang tanpa malu bercumbu di depan banyak orang, termasuk pria tampan dengan tatapan mempesona itu. Dia, Allerick.
Allerick menyudahi perbuatan mesumnya pada wanita cantik di hadapannya, Clara. Mengusap bibir bawahnya yang sedikit basah, sambil menatap wanita itu dengan kedipan mata. Ia sudah berhubungan dengan gadis itu hampir lima bulan, Allerick hanya sekedar menyukainya saja. Soal rasa, ia tidak tahu dengan pasti.
Terkadang, ia tidak suka jika Clara berdekatan dengan pria lain. Kadang juga, dia merasa biasa saja. Di antara banyaknya gadis yang dekat dengannya, hanya Clara yang ia perlakukan bak seorang ratu. Apa pun yang gadis itu minta, selalu Allerick penuhi.
"Rick, Anes ganti hape model baru. Warnanya girly banget, aku suka."
"Terus?"
"Hape aku udah jelek, retak lagi. Mau kayak yang Anes punya." Clara mengapit lengan pria itu dan memberikan tatapan yang pasti akan membuat Allerick jatuh padanya, "kamu mau beliin buat aku, kan?"
Allerick menyunggingkan smirknya, "Please, satisfy me first!"
⚡⚡⚡
Jam dua dini hari, Allerick melajukan motornya dengan kecepatan pelan. Jalan raya sangat sepi, hanya ada dua satu orang yang berlalu lalang. Kepalanya sudah sangat pengar, tapi Allerick tetap memaksakan diri untuk pulang.
Jalanan terasa buram di mata Allerick, untung saja tidak ramai, jadi ia masih bisa dengan luwes mengendarai motornya. Ia melaju dengan kecepatan sedang, membelokkan motornya ke kiri memasuki perumahan modern yang begitu elite.
Allerick menghentikan motornya di depan pagar, pak Gatot yang awalnya tertidur langsung terjengkang kaget karena bunyi motor anak majikannya. Cepat-cepat pria paruh baya itu membukakan pagar, dan tersenyum lebar pada Allerick.
Walaupun terkesan dingin dan tak sopan, tapi Allerick mendapat perlakuan yang baik dari asisten yang bekerja di rumahnya. Alasannya hanya karena Allerick berwajah tampan, dan sesekali bercanda dengan mereka.
"Den, pulangnya jangan malam-malam terus atuh." nasihat pak Gatot.
Allerick hanya sedikit melengkungkan bibirnya, tapi tak terlihat karena wajahnya tertutup helm full face. Berlalu melewati pak Gatot tanpa mengucap sepatah kata.
Ia memarkirkan motornya di garasi, dan memasuki rumah kaca elite itu. Sangat gelap, karena memang sudah dini hari. Allerick berjalan terseok-seok karena kepalanya yang semakin pening. Efek alkohol yang ia minum terlalu banyak.
Menaiki tangga satu per satu, Allerick tersandung anak tangga dan jatuh terduduk.
"Argh, sialan!" umpatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAYONËË
Ficção AdolescenteAllerick Dante, pria arogan dan berhati dingin yang sialnya berwajah tampan. Ia adalah ketua geng dari Priamos squad yang terkenal garang dan sangat membenci geng Wonderlust yang diketuai oleh Deangelo. Ia tahu jika dirinya tampan, sehingga Allerick...