Ponsel Astrella terjatuh, tangannya bergetar amat sangat. Clara, apa yang terjadi dengan sahabatnya itu. Baru ingin menyelami mimpi, Deangelo memberitahunya jika sesuatu yang buruk terjadi. Ia lantas berlari keluar kamarnya dan keluar. Zidan datang untuk menjemputnya.
“Dan, Clara kenapa?!”
***
Astrella menatap nanar tubuh yang terbaring ditutupi kain putih, ia melangkah pelan mendekati tubuh tak berdaya itu. Astrella berkeringat dingin, hatinya ketar-ketir berharap ini hanyalah mimpi belaka. Clara dan dia baru saja berdamai dengan keadaan, cobaan apalagi yang harus diterimanya sekarang.
“Ra ...!” panggil Astrella berharap Clara menyahutinya.
Tubuh Astrella kini tepat berada di depan sang sahabat yang kini tengah terbaring, tangannya bergerak membuka kain yang menutupi tubuh kaku itu.
“Clara ...!”
“Kamu beneran ninggalin aku, Ra?” suara Astrella bergetar dengan lidah keluh, “kenapa ...?”
Astrella menangis memeluk erat tubuh Clara, wajah sahabatnya itu pucat pasi tak seperti biasanya. Tangan Clara terasa dingin, padahal ruangan tidak sedingin itu.
“Kenapa aku ditinggal? Kenapa?!”
“KENAPA KAMU NGASIH MATA KAMU DAN MENINGGAL? KENAPA, RA?!” Astrella memejamkan mata tak kuasa, bebannya begitu besar.
Tubuh Astrella meluruh ke lantai, gadis itu menepuk-nepuk dadanya yang sangat sakit melihat Clara benar-benar sudah tidak bernyawa. Sang sahabat telah pergi, Clara yang dia kenal kini terbujur lemah.
“Bukan,” Astrella menggelengkan kepala, “bukan ini yang aku mau, Ra ....”
“Aah ... sakit banget,” nafasnya tak lancar hingga dia terus memukul dadanya begitu keras.
“Nggak! Enggak! Kamu bercanda, kan?” Astrella kembali berdiri dan mengguncang tubuh Clara yang memang tidak bisa lagi bergerak.
“BANGUN, CLARA!”
“KENAPA TEGA NINGGALIN AKU DENGAN SEMUA RASA BERSALAH INI, HAH?!”
Wajah cantik Clara kini putih pucat, tangannya kaku tak bisa lagi menghapus air mata orang-oramg yang disayang. Gadis itu benar-benar meninggalkan semuanya, tanpa pamit dia pergi.
Ruang itu begitu sunyi sehingga suara tangis Astrella terdengar sangat jelas, meraung tanpa tahu bagaimana untuk berhenti. Dadanya sesak, ia tidak mampu untuk menopang tubuhnya lagi. Astrella meluruh ke lantai sembari bersandar di dinding putih yang entah kenapa terlihat sangat gelap.
Buk!
Buk!
Buk!
“Ella!” Zidan segera menghentikan Astrella yang memukul dada sembari membenturkan kepalanya ke dinding, “jangan kayak gini! Bukan cuma lo yang kehilangan!!”
KAMU SEDANG MEMBACA
SAYONËË
Teen FictionAllerick Dante, pria arogan dan berhati dingin yang sialnya berwajah tampan. Ia adalah ketua geng dari Priamos squad yang terkenal garang dan sangat membenci geng Wonderlust yang diketuai oleh Deangelo. Ia tahu jika dirinya tampan, sehingga Allerick...