40. No face no case

12.1K 762 25
                                    

Allerick menatap Astrella dari jauh, ia duduk tersungkur di bawah guyuran hujan yang belum juga berhenti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Allerick menatap Astrella dari jauh, ia duduk tersungkur di bawah guyuran hujan yang belum juga berhenti. Memastikan gadis itu masuk ke rumah bercat abu-abu itu barulah Allerick beranjak. Ia berjalan tertatih menuju motornya, tidak ada yang bisa ia lakukan untuk mengubah semuanya.

Namun belum sempat ia menyalakan motornya, motor lain muncul dari arah yang berbeda. Allerick menyipitkan matanya melihat logo familiar di jaket yang dikenakan orang itu. Motor tak asing itu memasuki pagar rumah yang sama dengan Astrella masuki tadi.

“Deangelo?”

Dunia seperti mempermainkannya sekarang, Allerick menggeleng tidak ingin percaya. Deangelo kakak laki-laki Astrella? Tidak mungkin, kan?

Jika benar ketua Wonderlust itu saudara Astrella, dari awal hubungannya dengan gadis itu sudah benar-benar kesalahan. Bagaimana mungkin ia bermain-main dengan adik dari musuh bebuyutannya, Allerick pastikan masalah ini akan membesar jika Deangelo mengetahui. Cepat atau lambat pasti akan ada perselisihan lebih antara dia dan ketua Wonderlust itu.

Namun di tengah-tengah penyesalannya, Allerick juga bersyukur. Jika bukan karena taruhan dari teman-temannya, ia tidak akan pernah mengenal Astrella.

Astrella, gadis pertama yang membuatnya merasa ingin hidup lebih lama. Setelah ibundanya, Astrella adalah alasan Allerick untuk terus bertahan dengan dunia yang jahat ini.

***

Tok Tok!

“Ella!”

“Makan, Dek!” panggil Deangelo mengetuk pintu kamar Astrella yang sejak tadi tidak terlihat batang hidungnya.

Deangelo mengernyit saat tak ada jawaban dari dalam, ia lantsalaas kembali mengetuk pintu berwarna cokelat salak itu.

“Dek?!”

Baru Deangelo ingin memutar kenop, pintunya sudah terbuka dari dalam dan memperlihatkan Astrella yang mungkin baru saja mandi. Rambutnya sedikit basah.

“Habis keramas, Ella gak denger,” jelas Astrella yang diangguki sang kakak.

Pria itu mengernyitkan kening melihat raut wajah berbeda Astrella, gadis itu biasanya tersenyum setiap kali keluar dari kamar. Tapi hari ini wajahnya datar saja dan langsung berlalu begitu saja, benar-benar berbeda.

“Pelan-pelan jalannya, kenapa gak dipake tongkatnya?”

“Hilang!”

***

Di dalam ruangan yang gelap gulita, seorang pria memejamkan mata dengan tangan yang bertandang di dahi. Terlihat begitu lelah akan semuanya, Allerick selalu mencoba untuk kuat untuk hal yang bahkan tidak bisa ia terus di bahunya. Ia hanya menutupi segalanya, Allerick tidak pernah membiarkan air matanya jatuh walau hanya untuk istirahat dari kepura-puraannya.

“Dolla bills dolla bills ....”

Allerick meraih ponselnya dan mengangkat panggilan dari Dallas, entah ada urusan apa pria anti perempuan itu meneleponnya.

SAYONËËTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang