Dari artikel psikologi yang pernah kuterjemahkan, penulis mengatakan bahwa seorang dengan obsesi kompulsif akan selalu terdorong untuk melakukan hal yang menjari obsesinya. Dia seperti orang kecanduan yang akan terus mengulang hal yang diobsesikannya. Tidak peduli jika harus mengobankam waktu kerja atau malah waktu istirahat, dia akan mengalami kegelisahan yang bisa membuatnya terkena serangan panik jika tidak melakukannya. Rasanya aneh sekali, ya?
Aku juga merasakan keanehan ini pada diriku sendiri. Sudah berkali-kali aku mencoba untuk tidak melihatnya dari jendela, berkali-kali juga aku gagal. Aku tetap mengikuti insting untuk melihat halaman rumahnya atau jendela rumahnya yang besar itu.
Kuyakinkan pada diri sendiri kalau aku sudah pernah melewati semua ini. Aku sudah pernah berusaha untuk melupakannya. Sekarang, aku pati bisa lebih baik dari sebelumnya.
Bagaimana caranya?
Dengan hati yang bimbang, aku mengetikkan pertanyaan ini ke kolom pencarian Google: Bagaimana cara melupakan orang yang pernah kita sayang?
Ada banyak sekali artikel yang tersaji, mulai dari artikel dari kanal berita, artikel dari website psikolog, hingga curhatan blogger. Setelah bingung harus memilih untuk membuka artikel yang mana, aku memutuskan membaca artikel paling atas. Dari sekian banyak tips yang diberikan, ada satu yang benar-benar kutandai: Jangan membiarkan dirimu sendirian terlalu lama.
Dia benar. Siapa pun yang menulis artikel itu benar, aku tidak boleh sendirian. Setiap sendirian, aku memikirkan banyak hal buruk tentang Andro. Aku juga menyentuh diri sendiri saat sendirian. Banyak sekali godaan yang harus kuhadapi dengan sendirian.
"Jadi, aku harus sama siapa?"
Selama ini aku selalu membuang dan menghindari semua orang yang tidak kusuka. Aku menjauh dari banyak orang karena lebih merasa nyaman sendiri di kamar ini. Selain Patih, belum pernah ada orang yang benar-benar dekat denganku dan aku juga belum pernah merasa dekat dengan siapa pun, bahkan Mas Roni. Aku menikah karena harus. Aku tinggal dengannya karena memang harus. Aku tidur dengannya karena harus.
"Sekarang, aku menemukan orang yang benar-benar kurasa dekat, tapi malah datang pada saat yang salah."
Kalau saja aku bisa berteman dengan dia tanpa ada pikiran apa-apa
Dengan helaan napas panjang, lagi-lagi aku meratap pada nasib. Kupikir, aku ini memang tidak punya bakat berteman. Aku tidak punya kemampuan untuk bersama orang lain. Lihat saja orang yang itu! Duduk setengah jam dengannya saja aku tidak sanggup. Pikiran-pikiran buruk dalam kepalaku memerintahkanku untuk mengusirnya, membuangnya jauh dari hidupku.
Ya, memang benar. Nggak pernah ada yang benar-benar tinggal menetap dalam hidupku. Semuanya hilang dalam sekejap.
"Terus gimana?" Aku mencoba berpikir lagi.
Aku mengetik lagi di kolom pencarian Google: Cara menjalin pertemanan.
Setelah itu aku tertawa sendiri. Bisa-bisanya ada saja jawaban yang keluar dari mesin pencarian ini. Apa memang di dunia ini bukan aku saja yang punya keluhan seperti ini? Apa sebenarnya ada banyak manusia yang tidak bisa menjalin hubungan dengan manusia?
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Neighbor
RomanceMay sudah merasa kepindahan Andromeda ke rumah kosong di depan rumahnya akan menjadi masalah. Lelaki tampan itu seperti sengaja menggoda gadis dan ibu-ibu di lingkungan perumahan itu. Bukan hanya latar belakangnya yang misterius, tapi juga misteri...