Catch My Breath

12.2K 1.6K 364
                                    

Menurutku, malam bersama Andro itu adalah malam terbaik dalam hidupku, bahkan melebihi nyenyaknya tidur pada malam pertamaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menurutku, malam bersama Andro itu adalah malam terbaik dalam hidupku, bahkan melebihi nyenyaknya tidur pada malam pertamaku. Sekadar informasi, aku tidak melakukan hubungan seks saat malam pertama. Kami tertidur lelap karena kelelahan setelah pesta. Kami baru melakukannya saat malam berikutnya karena permintaan keluarga kami untuk melakukan banyak hal di pagi harinya. 

Andro memelukku dalam pelukan longgar, sementara dia sendiri terlelap dengan bibir terbuka saat aku bangun dini hari untuk buang air kecil. Saat aku kembali ke tempat tidur, Andro menarik tubuhku merapat padanya lagi, mengusap tubuhku, lalu kembali tidur. Aku ingin kami bisa selamanya begini. Kehangatan pelukannya dan aromanya benar-benar membuatku tenang.

Kenapa dia sangat berbeda dari Mas Roni? Mereka sama-sama lelaki. Justru aku sudah bertahun-tahun menikah dengan Mas Roni. Kenapa aku tidak bisa mendapatkan ketenangan seperti ini bersama Mas Roni? Kenapa aku tidak bisa merasakan kehangatan dan kebahagiaan ini saat bersama Mas Roni? Semua terasa biasa bersamanya, seperti memang seharusnya begitu, Mas Roni tidur di sampingku dan aku tidur di sisi tempat tidurku, sisi sama yang kutiduri selama bertahun-tahun sejak tinggal di rumah ini. Semua terasa berbeda dengan Andro yang memelukku atau menarik tanganku agar memeluknya saat dia membelakangiku.

HP-nya bergetar di dalam saku celana. Dia mengeluh dan menarik HP itu keluar. Dengan mata setengah terpejam, dia melihat siapa yang menelepon, lalu mengeluh kesal sambil mematikannya. "Maaf," katanya dengan suara serak. Dia mendorong HP itu ke bagian lain tempat tidur, lalu memelukku lagi.

HP itu ada di bawah kaki kami. Kelihatannya dia tidak peduli sekalipun HP itu rusak karena tertindih tubuhku atau tubuhnya. Aku penasaran apa ada cewek yang mengiriminya chat menggoda penuh cinta seperti di HP Mas Roni? Ah, sekalipun ada, memangnya apa urusanku? Kami nggak punya hubungan apa-apa.

Walau begitu, tetap saja rasanya sakit. Apa aku memang tidak bisa memiliki sesuatu yang benar-benar milikku?

"Tidur, Sayang. Aku ngantuk banget," katanya dengan suara yang seperti orang mengigau. Dia mengusapkan wajahnya yang berjanggut tipis ke tengkukku, membuatku merinding. Kubiarkan dia menyisipkan tangan ke balik kausku. Kubiarkan kehangatan telapak tangannya membelaiku lembut hingga terlelap lagi.

Aku bermimpi berada di ruang yang terang, sangat terang. Aku ingin sekali tidur nyenyak, tapi ruangan itu terlalu terang dan putih. Aku ingin cahaya diredupkan sedikit. Tidak ada orang yang mendengarku. Semua orang yang berada di ruangan itu sibuk dengan urusan mereka sendiri. Tidak ada satu pun yang kukenal. Kepalaku pusing. Dalam mimpiku itu, aku benar-benar mengantuk. Aku benar-benar ingin beristirahat. Rasanya aku menangis. Aku memohon pada siapa saja yang mau membantuku. Tidak ada yang mau, bahkan menoleh pun tidak. Aku memejam dan menutup mata dengan baju. Aku tidak peduli pada orang yang menertawakan ketelanjanganku. Mataku terasa nyaman sekali dengan baju yang kugulung membentuk pelindung mata.

Aku berbaring di sofa panjang yang ada di tengah ruangan putih itu. Aku berusaha tidur dengan nyaman. Lalu, aku merasa tubuhku seperti dikerubuti banyak semut tak nampak. Aku seperti ingin buang air. Seperti ada yang menyedot tubuhku ke bagian tengah, kemaluanku.

Good NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang