Grip on Hips

17.8K 1.7K 304
                                    

Rasanya, aku sudah rusak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya, aku sudah rusak. Ada yang salah dari diriku. Di dalam pikiranku penuh dengan Andro. Aku sampai takut dengan fantasiku sendiri. Dalam mimpi aku merasakan Andro, bercinta sama dia dan aku merasa marah banget kalau harus bangun dengan alasan apa pun. Aku sempat marah sama Patih karena dia membangunkanku, padahal memang sudah siang. Parahnya, aku jadi sering menyentuh diri sendiri. Di kamar mandi, saat tidak ada orang, juga saat melihat dia dari balik tirai jendela. Membayangkan sentuhannya saja bisa membuatku begitu bergairah.

Aduh!

Sudah beberapa hari tidak bertemu dia saja aku sudah berpikiran macam-macam. Dorongan untuk terus melihatnya semakin kuat. Kuyakinkan diriku untuk tidak melakukannya. Aku tidak mau menghancurkan rumah tangga yang sudah kubangun ini. Aku tidak mau menjadi istri yang gagal mempertahankan rumah tangga.

Sudah satu minggu aku melarang Patih ke luar rumah sepulang sekolah. Aku melarangnya bertemu Andro untuk alasan apa pun. Tidak kudengarkan Mas Roni yang mengata-ngatai aku terlalu keras. Patih anakku. Aku yang memiliki kewajiban untuk menjaganya. Toh kalau nanti Patih melenceng dan terpengaruh Andro, aku juga yang akan disalahkan. Sekalian saja aku keras dari awal.

"Ma, aku beneran nggak boleh main sama Bang Andro?" tanya Patih takut-takut saat aku menyiapkan makan malam. Katanya, aku sering marah belakangan ini. Walau aku sudah minta maaf, tetap saja Patih jadi agak takut denganku.

"Kenapa memangnya? Kamu mau main sama dia?"

Dia menusuk-nusuk pinggiran meja makan yang licin dengan jari. "Bang Andro bilang punya track hot wheels yang baru. Aku pengin lihat. Sebentar aja, Ma. Satu jam. Aku langsung pulang."

Kuletakkan pisau di talenan dan kumatikan kompor. Kuajak Patih duduk di lantai dapur. "Nak, bukannya Mama nggak pengin kamu lihat mainan bagus atau senang-senang sama teman. Andro itu jahat. Dia memang nggak bilang sama orang lain. Dia ngaku ke Mama. Makanya, Mama lebih tahu dari Papa dan orang lain. Mama nggak mau dia jahatin kamu atau ngajak kamu berbuat jahat. Kamu anak Mama satu-satunya. Mama nggak akan berhenti nangis kalau sampai ada apa-apa sama kamu. Mama itu sayang banget sama kamu."

"Jahatnya gimana, Ma?"

Aduh! Gimana caranya aku ngomong sama dia? Apa Patih sudah cukup umur untuk diberi tahu tentang seks?

Apa aku cukup berani mengatakan padanya apa yang diperbuat Andro padaku?

Mata Patih menatapku dengan tegang. Dia anak baik. Dia mendengarkanku. Dia menuruti apa yang kuminta. Dia hanya mencari alasan agar apa yang kukatakan jadi logis dalam benaknya.

"Andro itu ... suka main perempuan. Kamu ngerti nggak main perempuan itu apa?"

Dia memiringkan bibir ke kiri dan ke kanan, tanda sedang berpikir. "Ta-hu," katanya dengan hati-hati, takut mendengar omelanku.

Kugenggam tangannya dan mengatur duduk biar lebih rileks lagi. "Mama nggak akan marah sama kamu. Serius. Mama bakal tetap sayang sama kamu sekali pun kamu tahu soal seks itu. Dari mana kamu tahu?"

Good NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang