Mas Roni masih berbicara dengan penuh semangat pada Sienna yang duduk di depannya, memasang wajah penuh perhatian yang membuatku kagum. Sudah pasti dia memiliki kemampuan berakting yang luar biasa bagus. Mana mungkin ada yang tahan mendengarkan Mas Roni bercerita tentang pengalaman memancingnya yang luar biasa membosankan itu. Kemampuan Mas Roni adalah membesar-besarkan cerita hingga bisa membuat orang lain percaya. Inilah yang membuat prestasinya di bagian pemasaran melejit. Dia mampu menjual apa saja yang ditawarkan pada konsumen. Namun, orang dengan kecerdasan yang bagus pasti tahu kalau dia hanya mengecap dirinya sendiri. Dia sama sekali tidak memberikan perhatian pada orang yang diajak berbicara.
Aku terus bertanya apa yang sudah dilakukan Andro padanya sampai membuatnya mau melakukan hal seperti ini untuk Andro. Sesekali dia tertawa sambil menyentuh tangan Mas Roni, terlihat sekali kalau dia berusaha mendekati Mas Roni walau aku yakin itu semua hanya akting. Di TV dia diberitakan sudah tinggal di luar negeri dengan bule yang ketampanannya luar biasa. Buat apa dia tertarik pada suamiku yang bukan apa-apa?
Saat aku datang, mata Sienna Shelby itu berbinar. Dia langsung berdiri menyambutku. "Mbak istrinya? Aduh, maaf. Aku tadi mengira Mas ini mirip sama teman sekolah dulu. Jadi, kami ngobrol, ternyata seru banget."
Aku mengangguk, mengulurkan tangan dengan sopan agar dia kembali ke tempat duduknya. "Nggak apa-apa. Silakan duduk lagi. Kita bisa ngobrol bertiga."
Dia mengibaskan tangan. "Aku tuh nungguin teman sebenarnya. Dari tadi kucari kenapa juga nggak datang-datang? Masa dia bohong, sih?"
"Siapa, Sienna?" tanya Mas Roni yang membuatku terkejut dengan panggilannya. Dia bertingkah seolah Sienna itu teman lamanya. Suara panggilannya juga manis sekali, seolah dia memang sering memanggil Sienna dengan suara selembut itu.
"Bentar," kata Sienna sambil mendekatkan HP ke telinga. "Di mana? Astaga! Baru sampai? Lama banget. Oke. Kutunggu. Aku sama teman baru, nih. Untung aja dapat teman. Buruan!" katanya dengan senyum lebar.
"Nunggu di sini aja, Sien," kata Mas Roni lagi, terlihat tidak bisa melepaskan Sienna. Dia menggerakkan alis, meminta Sienna untuk duduk lagi seperti dia itu bisa mengatur Sienna begitu saja.
Aku membayangkan bagaimana caranya memikat teman sekantornya sampai mau menikah bawah tangan dan mengandung anaknya. Pelacur itu pasti takluk karena mulut itu, mulut yang membuat aku dan anakku terluka.
"Beruntung banget dapat suami kayak Mas ini, Mbak. Dia baik banget, mana sopan sama cewek. Zaman sekarang nyari cowok yang nggak kasar dan nggak main tangan itu susah," kata Sienna sambil kembali duduk. Dia mengucapkan terima kasih pada pramusaji yang membawakan minumannya. "Banyak cowok keren, mapan, tapi berengseknya sama istri luar biasa."
Mas Roni tertawa seolah dia tidak punya dosa sama sekali. Dia mengambil gelas dengan gaya biasa, benar-benar tidak terlihat kalau dia bajingan.
Ah, betapa mudahnya orang menyembunyikan kelakuan busuknya dari orang lain. Beginilah caranya bermanis-manis di depan orang tuaku, mengambil hati dan uang mereka walau sudah memperlakukanku dengan buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Neighbor
RomanceMay sudah merasa kepindahan Andromeda ke rumah kosong di depan rumahnya akan menjadi masalah. Lelaki tampan itu seperti sengaja menggoda gadis dan ibu-ibu di lingkungan perumahan itu. Bukan hanya latar belakangnya yang misterius, tapi juga misteri...