Sweet Tongue

17.1K 1.8K 369
                                    

Sejak kejadian itu, Patih tidak lagi merengek minta bertemu dengan Andro

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak kejadian itu, Patih tidak lagi merengek minta bertemu dengan Andro. Dia bahkan tidak mau bertemu dengan Andro sama sekali. Sekeras apa pun Andro memanggil ketika dia pulang sekolah, Patih tidak menoleh. Saat Andro datang membawakannya mainan, Patih hanya mengucapkan terima kasih, lalu berkata, "Jangan repot-repot, Bang."

Mas Roni tidak suka dengan perubahan sikap Patih ini. Menurutnya Patih tertular sifat pemurungku, berprasangka buruk pada orang lain.

Aku tidak mengerti apa sebenarnya yang ada di dalam kepala Mas Roni. Apa sebegitu berharganya Andro buat dia?

"Dia itu bisa jadi contoh buat Patih," kata Mas Roni saat kutanya. "Umur segitu dia mandiri, punya penghasilan dan penghidupan yang mapan. Biar cewek-cewek ngejar dia, tapi dia nggak kelihatan jalan sama cewek. Kalau cowok lain ya sudah diajak ngewe."

Aku ingin sekali mengatakan padanya bagaimana kelakuan Andro padaku.

"Banyak yang bisa dijadikan teladan, Mas. Nggak harus Andro."

Dia berdecak. "Terus siapa? Imam masjid itu?"

"Kamu. Seharusnya anak laki-laki mengidolakan bapaknya. Kenapa Mas nggak menjadikan diri Mas sendiri contoh?"

Dia menatapku marah. "Mulutmu itu memang sering kurang ajar. Kenapa dulu aku mau kawin sama kamu," katanya yang kemudian melemparku dengan bantal dan memilih tidur di depan TV.

Jangan dipikirkan! Mas roni memang biasa seperti itu kalau merasa muak padaku. Dia baru baik lagi kalau kurayu dia dan minta maaf. Ibu dan tanteku sudah mengatakan sejak sebelum aku menikah, lelaki memang seperti anak-anak. Sampai usia berapa pun mereka suka merajuk dan tantrum kalau keinginan mereka tidak terpenuhi.

"Pernikahan itu cara lelaki mencari pengasuh baru karena ibunya sudah terlalu tua dan ketinggalan zaman," kata tanteku yang sekarang berusaha mempertahankan rumah tangga poligaminya.

Lalu, kenapa ada lelaki yang begitu mencintai istrinya? Suami Karin itu contohnya. Waktu Pak Tundra sedang sakit dulu, aku berkunjung ke rumahnya. Karin menceritakan pengalamannya ke Los Angeles sendirian mengantar anak pertamanya ke rumah adiknya. Sepertinya, yang dibucarakan Karin sudah mencapai titik aib rumah tangga mereka. Dengan lembut Pak Tundra memanggil Karin, "Yang," sambil menaikkan alis. Aku yakin itu kode kalau dia tidak suka.

Aku memang tidak tahu apa yang terjadi setelah aku pulang, tapi saat Karin menawari kue buatanku untuk suaminya, Tundra dengan manja menjawab, "Nanti aja, Yang. Biar bisa kamu suapin."

Apa lelaki seperti Tundra itu anomali? Apa memang hanya sedikit lelaki yang seperti itu dan yang mendapatkannya hanya perempuan beruntung?

Apa anakku bisa seperti itu agar istrinya nanti jadi perempuan beruntung?

Patih memang menunjukkan kepedulian yang berbeda dari Mas Roni. Patih memberiku harapan kalau suatu hari nanti akan ada yang mencintaiku dengan tulus. Dia meninggalkan Andro karena tahu Andro berbuat buruk padaku. Bukankah ini sudah pertanda baik?

Good NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang