"Oh. . . Ngomong apa Kak? Nggak bisa disini aja, mumpung belom jalan?"Samia menggelengkan kepalanya, walaupun dia tau Fathan tidak akan bisa melihatnya, karena duduk di depan. "Kita harus ngomong. Ini tentang elo. . Tentang gue. . . Tentang kita."
.
.
.
.
.
.
.
.Mengikuti maunya Samia, akhirnya mereka berhenti dulu di Warbox. Fathan menatap Samia hati - hati. Sama sekali tidak tau apa yang akan si cantik itu katakan tentang mereka. Selama kenal Samia, agaknya she's pretty much unpredictable. Jadi Fathan tidak bisa mengira - ngira apakah perasaannya akan berbalas atau tidak.
Tapi, dari perlakuan Samia selama ini sih, kayanya jawaban untuk Fathan lebih berat ke dia bakal ditolak lagi.
Samia berdeham pelan, membuat Fathan kembali dari train thoughts-nya yang sedari tadi melayang kemana - mana.
"Gue ngomong apa tadi?" Tanya Samia.
"Eh. . Oh. . Kak Mia bilang mau ngomong sesuatu tentang kita." Jawab Fathan dengan suara yang sedikit pelan. Bongsor - bongsor gitu dia kicepan."Oh. . Kita. ." Samia tampaknya juga kikuk sendiri dengan topik mereka. Tapi, ia harus mengatakannya cepat atau lambat, atau dia nanti akan menyesal sendiri. Dia tidak boleh menyia - nyiakan 'kesempatan' yang sudah Syahid berikan padanya, karena adiknya itu tau pasti gengsi Samia lebih tinggi dari puncak Everest sekalipun.
Samia menyesap minumannya, kemudian kembali berkata, "Jujur gue bingung mau bahas kita mulai dari mana. ."
Fathan kembali menatap Samia sambil diam dan mendengarkan, karena ia merasa Samia masih ingin mengatakan sesuatu.
"Dari dulu, lo itu cuma temen si Kamal yang udah gue anggep kaya adek gue sendiri, Tan."
Hati Fathan mencelos mendengar omongan Samia barusan, tapi apapun keputusan Samia ia pasti akan menerimanya. It's not like he can force her tho, right?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Blue Orangeade [TXT LOCAL AU]
FanfictionCerita ini gue dedikasikan untuk empat sahabat gue yang bilang walaupun dunia jungkir balik, tapi kalian bakal selalu ada buat gue - [gue yang lagi chaos hidupnya] . . . A TXT Local AU ©Iusernem 24-3-19