Fathan; Samia: 6

328 90 32
                                    


Samia menggigit bibir bawahnya, sambil berpikir berkali - kali bagaimana caranya bertanya ke Syahid tentang Fathan. Di dalam kepalanya sudah ada berbagai list pertanyaan yang sekiranya kalau diutarakan nggak akan bikin Syahid curiga kalau. . .

Kalau. . Samia ternyata terciduk sama sahabat adiknya, si jangkung tapi super uwu itu, or let's say Fathan Akbar Alfarizhy.

"Mau ngomong apa lo sama gue?" Samia sedikit terkaget mendengar perkataan Syahid yang sedang sibuk memainkan ponselnya.

"Apaan?" Balas Samia salah tingkah.

"Gue bisa ngerasain lo ngeliatin gue, Kak." Cibir Syahid.

"Emmm. . Gimana persiapan ujian lo?"

Samia auto nyesel abis nanya gitu. Super lame banget!!!

"Baik - baik aja. Gue tau gue pinter tapi males." Jawab Syahid sambil meletakkan ponselnya di atas meja. Ngomong - ngomong mereka berdua lagi makan sama di mall sama Umi. Tapi Umi tadi ketemu temen arisannya, akhirnya Umi ngobrol dulu, terus mereka berdua ditinggal.

"Temen - temen lo tumben nggak ke rumah? Biasanya berisik banget?"

"Temen - temen gue apa temen gue?" Pancing Syahid.

"Temen - temen lo." Jawab Samia sedikit defensif. Tapi, dia lupa ngobrol sama siapa. Siapa lagi yang paling tau dia selain Umi kalau bukan adek semata wayangnya itu? Walaupun mereka lebih mirip anjing sama kucing, tapi darah emang nggak bisa bohong sih.

"Kak Mia yang Adek sayangi dengan setulus hati. . Jijik nggak lo haha."

Alih - alih menjawab, Samia hanya melempar Syahid dengan kentang gorengnya. Malu dia tuuuuh!

"Lo pikir gue nggak tau kalau si Ubin udah nembak lo tapi lo tolak?"

Skakmat.

After all mereka kan sahabatan, wajar Syahid tau semuanya.

"Kenapa, Kak? Nggak enak sama temen gue?"

"Nggak gituuuu~"

"Terus?"

"Tau ah! Bodo!"

"Bodo apa bodo?"

"Bodo amat, Mal! Bodooo!"

Sementara Samia malu setengah mati, Syahid sama sekali tidak berusaha menahan tawanya dan membuat sang kakak lebih malu lagi.

Samia menelungkupka kepalanya keatas meja. Pasrah karena dia kepalang ketangkap basah sama Syahid.

"Kak. ." Panggil Syahid setelah tawanya selesai.

"Kak Mia~" Ulang Syahid.

"Hmmm?" Jawab Samia tanpa menaikkan kepalanya.

"Besok lo ke kampus nggak usah bawa mobil."

Samia menaikkan kepalanya, lalu menatap Syahid bingung.

"Temenin gue besok."

"Kemana?"

"Besok pas lo balik kuliah gue kasih tau. Lo langsung aja ke tempatnya, nanti pulangnya bareng gue." Jelas Syahid lalu menyeruput smoothies vanillanya.

"Apaan sih? Sok misterius deh! Males ah!" Samia menggelengkan kepalanya, tidak percaya dengan yang Syahid katakan atau lebih tepatnya waspada kalau - kalau Syahid mau ngerjain dia.

"Nanti nyesel, gue nggak tanggung jawab ya, Kak? Pokoknya dateng nggak dateng, besok gue kasih tau kita ketemu dimana."

Setelah itu obrolan mereka terputus karena Umi ternyata sudah selesai dengan apapun urusannya bersama teman arisannya itu.

[✔️] Blue Orangeade [TXT LOCAL AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang