Juna: 1

3.4K 347 202
                                    


"Jun, bangun Nak, ndak sekolah kamu tho!" Alarm ponsel mau sekenceng apa juga selalu kalah sama suaranya Bu Ana mah.

"ARJUNAAAAA!" Juna langsung duduk dari posisi tidurnya, kalau udah begini mending dia bangun dari pada denger ceramahnya si Ibu.

Kemudian, dimulai lah rutinitas bungsunya keluarga Yudhistira itu.

.
.
.
.
.
.
.
.

"Mbul," Juna menoleh dari piring sarapannya ke Masnya yang duduk di hadapannya itu.

"Apa Mas?"

"Lo nanti pulang jangan kemaleman lah. Nggak ada yang jagain Ibu sama si Mbak." Mas Aji si pilot sebuah maskapai ternama di Indonesia itu memang lebih sering terbang dari pada di rumah.

Sebenarnya kadang Juna kangen sama Masnya itu, tapi dari kecil sih dia udah biasa ditinggal sama si Aji yang lebih sibuk main sama gengnya jadi Juna sih woles aja ditinggal - tinggal.

"Iyaa. . Iyaa. ." Balas Juna. Sepertinya rencana pulang sekolah langsung nge PS di rumah si Fathan harus dipending dulu.

"Ehem. ." Aji kembali berdeham sehingga seisi meja makan meliriknya; Juna, Ibu, sama Istrinya Aji.

"Air Mas?" Kakak ipar Juna itu menyodorkan minum untuk Aji.

"Makasih," Aji tersenyum simpul. Kemudian Juna menatap mereka berdua dengan pandangan seperti mau muntah.

"Gue denger rapor lo nilainya turun." Lanjut Aji.

"Yang penting masih tiga besar." Cibir Juna. Ternyata peringkat satunya hanya bertahan sampai SMP. Setelah ada Gama dan Fathan, Juna harus tersingkir ke juara tiga abadi.

"Bagus. . Bagus. ." Aji mengangguk - angguk.

"Apaan dah Mas?"

"Lo mau apa?" Tanya Aji kemudian.

"Apa. . Apanya?" Juna mengerutkan dahinya.

"Ya kan elo juara tiga Mbul, gue mau kasih sesuatu, ah elah. ."

Kedua mata Juna langsung berbinar. "Beneran Mas?" Tanya Juna tak percaya. Sedang si Mbak sama Ibu cuma ketawa melihat kedua saudara itu.

"Gue batalin nih!" Ancam Aji.

"Jangan dong Mas,"

"Ya udah, mau apa?"

"Kawasaki?"

"Kaus kaki?"

"Kawasaki Mas! Motor! Motor! Yang kaya motor trail, hehehe," Duh Jun, muka lo kaya minta dijajanin cilok doang :') bukan motor :(

"Lah? Kan udah ada Simba?"

"Kan Simba punya Mas Aji," Kilah Juna.

"Kalo lo naik kawasaki, nanti lo nggak bisa anter Ibu sama Mbak. Mau duduk dimana mereka? Nggak bisa. Lo gue warisin Simba aja." Aji menggeleng.

Juna langsung menatap Kakak Iparnya yang tampak sangat menikmati bickering pagi keluarga Yudhistira itu.

"Beliin Aja Mas, itung - itung rewardnya Juna."

[✔️] Blue Orangeade [TXT LOCAL AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang