Gama: 3

664 128 55
                                    


Gama memperlambat laju mobilnya ketika gerbang sekolah sudah tampak di depan mata. Tapi sebenarnya bukan itu yang membuat Gama memilih untuk berlama - lama memarkir mobilnya.

Masih dari balik kemudi mobilnya, Gama mengerutkan dahinya ketika sebuah sepeda motor yang sudah sangat ia kenal mengklaksonnya sekali sebelum memotong jalannya.

Arjuna Yudhistira baru saja menyalip mobilnya. Bukan. Bukan Juna yang membuat Gama kaget. Yang membuat Gama mengerutkan dahinya adalah Ayu di boncengan Juna yang duduk sangat rapat dan menempel ke si pengendara karena sesungguhnya motor Juna itu asli motor modus.

Dari jauh Gama memperhatikan gerak - gerik dua orang yang baru saja turun dari motor itu. Seakan belum cukup mengejutkan, Gama baru menyadari ada sesuatu yang berbeda dari Ayu pagi itu.

Si cantik itu memakai celana olahraga di balik roknya. Dan Gama tau betul celana olahraga yang ditempeli plester di lututnya itu milik siapa.

"Beres!" Juna tersenyum puas ketika Gama selesai memasangkan dua buah plester dengan posisi menyilang di lutut kiri celana olahraga Juna.

"Ckck, lo bawa ke Mbak In sekali geleng juga beres sobeknya, malah di plester." Celetuk Bayu kemudian.

"Males ah, kalo gue kasih ke Mbak In yang ada celana gue dipayetin! Cucmey dong gue nanti~" Juna menggelengkan kepalanya kemudian ikut tertawa dengan sahabat - sahabatnya usai bermain basket saat jam olahraga.

Bagaimana Gama bisa lupa celana olahraga itu?

Gama menghela napasnya kemudian berjalan menuju kelasnya ketika Juna dan Ayu sudah hilang dari padangannya.

Seterlambat itukah dirinya? Apa ia salah perhitungan? Apa sekarang ia harus bergerak terang - terangan?

Pikiran - pikiran itu terus berputar - putar di kepalanya sampai akhirnya bel masuk berbunyi dan lembaran soal di hadapan pun menyelamatkannya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Gama mendapati dirinya berkali - kali menengok ke pinggir lapangan. Di sana, Ayu duduk sambil mengamati Juna yang sedang dihukum lompat kodok karena tidak memakai celana olahraganya saat olahraga.

"Lama - lama mata lo keluar dari tengkoraknya, bos!"

Ucapan Bayu sedikit membuat Gama kaget.

"Sabar Gam. Itu semua nggak kaya yang lo pikirin kok." Hibur Bayu sambil menepuk bahu Gama.

"Maksud lo?" Tanya Gama heran.

"Gue nggak tau apa gue berhak cerita ini ke elo atau enggak. Tapi Ayu emang lagi butuh dukungan banget dan orang yang paling tau situasinya dia ya cuma Juna bro." Jelas Bayu seadanya.

"Kenapa Juna? Kenapa harus Juna?" Tanpa sadar suara Gama sedikit meninggi. Sisi kompetitifnya terpancing. Memangnya apa bedanya dia dan Juna? Kenapa harus selalu Juna?

"Ya gimana ya? Gue susah juga jelasinnya." Bayu menggaruk kepalanya yang tak gatal ya mau cerita tapi kepalang janji sama Ayu dia nggak bakal bocorin. Tapi Bayu juga nggak mau Gama - Juna perang dunia karena wanita.

Belum sempat Gama membalas perkataan Bayu, Pak Soni si guru olahraga menyuruh mereka untuk kembali berbaris di tengah lapangan.

[✔️] Blue Orangeade [TXT LOCAL AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang