Fathan: 9

198 60 87
                                    

Fathan buru - buru turun dari kamarnya saat Samia mengirim chat kalau ia sudah berada di depan rumah Fathan.

"Mau kemana lo? Rapi amat?" Tanya Fathir yang melihat adik bungsunya sambil berjalan dari dapur ke ruang TV dengan semangkuk bubur ayam di tangan untuk memulai sarapannya yang kesiangan atau makan siangnya yang nggak proper itu.

"Oh. . Anu. . Engg~" Fathan bingung harus menjawab jujur atau tidak karena sudah pasti apapun jawabannya abangnya itu bakal cia - ciaiin dia. But, he does need a bro talk dari Bang Fathirnya itu.

Ponsel Fathan berdering tanda ada sebuah panggilan masuk. Samia menelponnya.

"Anu. . Anu. . Apa?" Tanya Fathir lagi.

"Bang. . Kalau diajak kondangan sama cewek, adek musti ngapain?"

Fathir auto batuk mendengar pertanyaan Fathan barusan. Diraihnya beberapa helai tisu di hadapannya.

"Lo mau kondangan? Sama siapa?"

Tanpa suara, Fathan menoleh ke pintu. Mengisyaratkan ada yang sedang menunggunya di luar rumah. Fathir langsung bangkit dari duduknya dan berjalan ke jendela, lalu membuka sedikit tirainya, supaya dia bisa mengintip siapa yang punya ide brilian ngajakin Fathan kondangan.

Dari hasil intipannya, Fathir dapat melihat seorang gadis yang duduk di balik kemudi mobil sedannya dengan kaca yang terbuka. Wajahnya tampak kesal sambil memandangi ponselnya.

Fathir berdecak pelan, kemudian menghampiri Fathan, "Bagus juga selera lo!"

"Jadi gimanaaa Baaaang! Adek musti ngapain?"

"Nggak usah ngapa - ngapain. Cukup duduk, terus makan." Jawab Fathir enteng. "Udah buruan sana! Nanti cewek lo makin bete nunggu lo kelamaan!"

"Adek jalan dulu, Bang! Assalammualaikum!" Ujar Fathan seadanya.

"Walaikumsalam! Jangan macem - macem lo ya! Masih SMA!"

"Nggak mungkin lah! Emang Adek kaya Bang Ipat!?"

"Bacot! Sana! Pergi!"

Sambil tertawa Fathan menghindari lemparan bantal sofa dari Fathir, lalu berjalan keluar dari rumah, menghampiri Samia dan mobilnya yang terparkir di depan pagar rumahnya.

"Lama banget sih lo!" Typical Samia.

Apa yang lo harepin, Tan? Orang si Syahid aja manggil Samia, Mak Lampir?

Fathan menggumamkan permintaan maafnya, kemudian masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi penumpang di samping Samia.

Dari ekor matanya, Fathan mencuri pandang kearah Samia yang tampak anggun dengan rok batik dan blouse hitamnya. Hari ini si cantik itu juga memoles wajahnya lebih niat dari biasanya. Samia yang di sampingnya ini terlihat. . Dewasa.

"Apa?"

Fathan berdehem karena kaget kepergok curi pandang oleh Samia.

"Apa, apa, Kak?"

"Ngapain lo liatin gue?"

Fathan melempar senyum kikuknya. Sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia pun berkata, "Kak Mia cantik sih."

Dibilang begitu, Samia mati - matian menahan agar senyumnya tak mengembang. Gengsi dia tuh!

Alih - alih bilang terima kasih, Samia malah bilang, "Baru tau lo, gue cantik?"

[✔️] Blue Orangeade [TXT LOCAL AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang