Gama; Della: 7

251 67 53
                                    


Tubuh Della mendadak membeku ketika Gama merangkulkan lengannya ke bahu si imut itu.

"Yuk, balik!" Ucap Gama yang Della yakini amat sangatlah lembut which is baru pertama kalinya Della dengar, karena selama ini obrolannya dengan Gama hanyalah obrolan basa - basi semata.

Seakan tersihir tatapan Gama, Della hanya menganggukkan kepalanya, lalu pasrah diseret Gama ke mobilnya. Sambil berjalan, Gama membisikkan sesuatu padanya.

"Sorry, tapi gue bener - bener butuh bantuan lo."

Wait, nggak cuma itu ajaaaa! Gama juga menatapnya, kemudian menepuk puncak kepalanya pelan sambil tersenyum.

ANJIR! KAK GAMA BUKAN MANUSIA SIH!

Pekiknya dalam hati, terlalu overwhelmed dengan apa yang terjadi.

Setelah mereka berdua berada di dalam mobil Gama, barulah Della berani bertanya ke si kakak kelasnya itu.

"Maksud Kak Gama apa, Kak?"

"Hah?" Gama yang sedang melirik kearah jendela mobilnya, memastikan Yumi sudah jauh dari pandangan mereka.

"Oh. . Yang tadi? Iya gue kayanya bakal butuh bantuan lo beberapa hari ke depan." Jawab Gama kemudian sambil menghidupkan mobilnya.

Della yang mulai panik sendiri pun langsung bertanya, "Kita mau kemana, Kak?" Rupanya dia masih belum bisa mencerna hal apa yang sedang terjadi ke dia sekarang.

"Kan tadi gue bilang mau anter lo pulang?"

"Kak Gama beneran mau anterin gue pulang?"

Melihat tatapan horor Della, Gama pun otomatis langsung tertawa. It seems like he's going to kidnap her terus dimakan.

"Iya lah! Kalau nggak ngapain gue tarik lo sampe ke dalem mobil gue? Tenang aja, gue bakal langsung nganter lo pulang."

"Anjim!" Umpat Della sangking kagetnya karena ponselnya berbunyi lumayan keras. Buru - buru diangkatnya panggilan masuk dari kakaknya, Dara.

"Halo. . Ka, gue udah di jalan pulang, nggak usah jemput. Hmm. . Iya. . Sama temen. . Hmm. . Bilang ke Bunda ya. . Oke. ."

Setelah panggilannya selesai, Della dengan amat sangat hati - hati kembali melirik Gama yang sedang menyetir dengan wajah tenangnya. Asli, untuk ukuran orang yang baru bikin jantung orang lain serasa abis disuruh squat berkali - kali ditambah latihan kardio, mukanya Gama itu kelewat santai. Seakan dia tidak sadar kalau yang disebelah hatinya abis dikacauin.

"Udah selesai nelponnya?" Tanya Gama out of nowhere yang dibalas Della dalam hati, "Ya menurut lo gimana?" Tapi yang keluar cuma, "Udah, Kak."

Gama menepikan mobilnya di bawah pohon rindang tepi jalan yang nggak ada larangan parkirnya.

"Kita berhenti sebentar, nggak apa - apa kan?" Tanya Gama yang dibalas dengan anggukan oleh Della.

"Lo tau, Yumi kan?"

"Cewe tadi?"

Gama menganggukkan kepalanya, lalu melanjutkan omongannya.

"Mungkin gue terdengar jahat, tapi jujur gue risih sama dia. Gue juga nggak bisa terang - terangan nyuruh dia buat berhenti suka sama gue. Dan gue pikir kalau dia pikir gue punya pacar, dia bakal berhenti deketin gue."

Woah? Jadi cowok bisa sadar juga kalau ada cewek yang naksir? Tapi, kalau orangnya Kak Gama gue nggak heran sih. Tapi, siapa juga yang nggak ngeh, orang si Yumi Yumi itu agresif banget.

Batin Della.

"Jadi. . Selama beberapa meeting ke depan di tempat les, lo pura - pura jadi pacar gue ya? Sampe si Yumi berhenti deketin gue."

[✔️] Blue Orangeade [TXT LOCAL AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang