Juna; Ayu: 6

357 86 22
                                    



Dalam diam, Ayu memandangi punggung Juna yang sedang berjongkok sambil memasukkan buku - buku Ayu ke dalam tas ransel besar yang dibawanya dari rumah, sementara si cantik itu memindahkan baju - bajunya dari lemari plastik bagian dari perbotan yang memang disediakan di kos - kosan tempat Ayu kabur selama ini.

Jujur, perasaan Ayu campur aduk. Tapi, Juna benar, Ayu nggak boleh menghindar terus - terusan dari masalahnya.

"Udah?" Pertanyaan Juna membuyarkan lamunan Ayu.

"Ay. . Udah belom? Ada lagi yang harus gue masukin?" Ulang Juna.

"Hah? Oh. . Nggak Jun, udah." Ayu buru - buru memalingkan pandangannya. Salah tingkah karena kegep liatin Juna.

"Ya udah, gue angkat buku lo ke bawah dulu." Juna lalu keluar dari kamar kos Ayu di lantai dua gedung empat lantai itu.

"Lo ngapain sih Ayu!" Ayu bergumam sendiri, kemudian kembali menyelesaikan apa yang dilakukannya tadi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ayu mengigit bibir bawahnya pertanda ia gugup setengah mati. Kedua telapak tangannya sudah dibasahi keringat dingin saat mobil Syahid yang dikendarai Juna hampir memasuki komplek rumahnya.

"Ay. ." Panggil Juna sambil memperlambat laju mobilnya.

"Ayu!" Juna mengulang panggilannya sekali lagi karena rupanya Ayu sama sekali nggak fokus dengan keadaan sekitarnya.

"Hah?"

Ayu sedikit kaget saat Juna mengambil tangannya untuk digenggam.

"Gue bakalan nyesel nggak nyuruh lo pulang?" Tanya Juna sambil menatap Ayu lurus.

Semoga, "Nggak. Nggak apa - apa."

"Lo yakin?" Tanya Juna lagi.

Nggak, "Yakin."

"Gue lanjut jalan ya?"

"Oke."

Ayu kembali menarik napasnya dalam, lalu menghembuskannya lagi. Berharap jika rasa cemasnya hanya kekhawatiran tanpa alasan belaka. Lagipula tidak selamanya hidup seseorang akan menderita kan?

Juna memarkir mobil Syahid di depan rumah Ayu.

"Yuk! Turun!" Ajak Juna sambil mengambil tas buku Ayu dan tas pakaiannya.

"Jun. ." Ayu mencengkram lengan baju Juna kuat. Kembali ke dalam rumahnya sekarang bener - bener gambling sih.

"Pulang Ay. Biar lo nggak terus - terusan dihantui masalah lo."

Kalimat yang Juna ucapkan padanya terngiang kembali di dalam kepalanya. Ayu membulatkan tekadnya sekali lagi sebelum melepas cengkramannya di lengan baju Juna dan ikut turun dari mobil. Meski langkah pertama membuat lututnya lemas, Ayu tidak bisa mundur lagi.

"Assalammualaikum~" Sorak Juna sambil mengetuk pintu rumah Ayu.

"Walaikumsalam~" Mereka berdua dapat mendengar dengan jelas suara bundanya Ayu dari dalam rumah.

Pintu utama terayun membuka.

"Ayu. . Nak. . Duh Gusti. . Alhamdulillah kamu pulang! Kamu baik - baik aja kan?" Bunda langsung memeluk Ayu erat.

[✔️] Blue Orangeade [TXT LOCAL AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang