"Woi! Ngelamun aja! Lagi mikir apaan sih? Mikir wirid besok malem mau materi apa ya?"
Lamunan Gama diinterupsi Syahid yang baru beres jajan di kantin. Sebenernya Gama nggak ngelamun. Kan nggak ada ya orang ngelamun pandangannya fokus gitu?
Iya, fokus ngeliatin si cantik yang lagi dengerin temennya ngobrol di luar kelas sana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Woi Gam!" Syahid mengguncang lengan Gama karena sahabatnya itu sama sekali tidak menggubrisnya.
"Apaan sih!?" Gama akhirnya mengalihkan pandangannya ke Syahid walau tak rela.
"Gue mau curhat nih!" Bisik Syahid seolah - olah hal yang akan disampaikannya itu sifatnya confidental banget sampe nggak ada yang boleh denger.
"Curhat apaan?" Bayu yang duduk di belakang Gama ikut buka suara.
"Yah. . Si Boy pake denger!" Syahid menghela napas.
"Gue juga mau curhat soalnya hehe~" Timpal Bayu.
Gama menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua sahabatnya itu. Hopeless mereka mah. Yang satu naksir baru beberapa bulan tapi gereget mau nembak yang satu naksir nyaris seumur hidup tapi nggak berani nembak.
"Satu - satu. Lo dulu!" Gama menunjuk Syahid untuk cerita duluan.
"Jadi. . Gue rencananya mau ngajak si Fay nonton, terus abis itu gue nembak dia? Kecepetan nggak sih?"
Gama menganggukkan kepalanya beberapa kali, seakan di dalam kepala menganalisa kemungkinan rencana Syahid gagal atau berhasil.
"Wuidih Onta! Koen luar biasa! Nggak nyangka gue bocah kaya elo ngerti beginian!" Bayu menepuk bahu Syahid sambil menatap bangga.
"Jum'at sih? Kan gue nggak les tuh, si Fay kan nggak harus belajar tambahan kaya kita." Papar Syahid was - was. Entah mengapa kalau dapet approval dari Gama itu rasanya yang mereka kerjain nggak ada salahnya.
"Tunda minggu depan. Coba seminggu ke depan lo nggak kontekan sama dia? Kalo dia nyariin elo, oke langsung hajar. Tapi kalo dia biasa aja, berarti lo harus tahan dulu, biar kemungkinan ditolaknya kecil. Bener - bener pastiin dia suka sama lo apa enggak. Oke, sekarang giliran lo."
Syahid mengangguk paham sambil mendengar saran Gama, kemudian mereka berdua beralih ke Bayu.
"Gue. . Oh. . Gue sama Riana masih belom baikan. Gue chat nggak pernah di read, gue samperin ke rumahnya dia nggak ada mulu. Jadi gue mesti gimana supaya dia mau maafin gue?"
Mereka prihatin sih sama Bayu yang dua minggu lalu ribut parah sama si Brendon itu. Kan yang brengsek si Brendon ya, tapi Riana ikut marah ke dia ckck.
"Hmm. . Riana temen lo itu orangnya ngotot nggak?"