Juna: 5

549 119 24
                                    


"Pagi bener bangunnya?" Juna yang baru keluar kamar untuk siap - siap mandi sebelum sarapan pagi auto megangin jantungnya saat mendapati Intan yang sedang repot di dapur. Dikarenakan Bu Ana yang harus ke Solo, jadi urusan dapur sepenuhnya diserahkan ke Intan.

"Biasanya Juna bangun pagi kok, Mbak In." Balas Juna sambil lalu.

"Iya, pagi. Paginya Mas Juna kan jam setengah tujuh kurang." Cibir Intan.

"Ntaaan. ." Mereka berdua menoleh kearah sumber suara yang datangnya dari kamar Aji dan Intan. Kalau ada penyakit namanya baby blues, menurut Juna Aji mah penyakitnya namanya Big Baby. Alias udah gede masih aja kaya bayi. Saingan sama si Bintang kayanya.

"Bentar Mas, Ntan lagi bikin sarapan."

"Mbak In. ."

"Apa?"

"Kayanya Mbak In nggak usah ngasih si Tatang adek, deh."

"Kenapa? Kan lucuuu kalau Bin punya temen bayi juga di rumah." Intan nggak mau repot - repot lagi koreksi nama Bintang kalau Juna mulai manggil keponakannya itu Tatang. Udah terlalu biasa dia tuh sama kebiasaan Juna - Aji yang suka ganti - ganti nama Bintang.

"Si Tatang kan udah ada adeknya!"

"Ih! Mana ada! Ngaco kamu tuh!"

"Ada. Namanya Sutejo Aji Yudhistira."

Lalu mereka berdua langsung ngakak berjamaah bersamaan dengan Aji yang kembali memanggil Intan dengan suara setengah ngantuknya.

"Jun, tolong gorengin telornya dong. Mbak In ke dalem dulu, kaya nya Bin bangun juga deh."

"Laah? Kan Juna mau mandi Mbak?" Juna menunjuk handuk yang bertengger di bahunya.

"Goreng telor doang mah nggak akan bikin kamu telat." Intan menyerahkan spatulanya ke Juna yang sekarang ditugaskan untuk membuat telor topping nasi goreng untuk sarapan mereka.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kenapa lo?" Tanya Aji saat dia dan Juna sudah duduk berhadapan di meja makan.

"Kenapa apa Mas?" Balas Juna bingung sambil meletakkan kembali ponselnya ke atas meja makan. Emangnya ada yang aneh sama dia? Perasaan dia baik - baik aja.

"Lo punya pacar ya, Mbul?" Pertanyaan Aji yang ini sukses bikin Juna keselek nasi goreng yang baru disendokinnya ke mulut. Buru - buru Juna mengambil segelas air yang ada di hadapannya.

Aji pun akhirnya cuma bisa senyum - senyum jail melihat tingkah si bungsu yang terlalu kentara kalau lagi ada apa - apa itu.

"Cia. . Cia. . Junambul udah bisa cinta - cintaan~" Goda Aji kemudian.

"Apaan dah Mas Aji?"

"Pesan gue cuma satu, Mbul. Jangan kelewatan. Lo masih SMA. Kalau bablas anak orang mau lo kasih makan apa? Yang ada lo langsung dibuang dari KK sama Buk Ana."

"Bukan pacar Juna, Mas. Cuma temen sekelas."

"Mana ada nerima chat dari temen sekelas senyumnya ngembang kaya dibedakin beking soda?"

Kepalang tertangkap basah, Juna akhirnya cuma bisa haha - hehe doang.

"Kalau. . Kalau lo nanti patah hati, gue bukannya doain lo patah hati ya!? Tapi itu emang mutlak harus kejadian kayanya. Gabutnya jangan kelewatan. Jangan kaya gue kemaren - kemaren. Lo pasti bisa bahagia lagi kok."

[✔️] Blue Orangeade [TXT LOCAL AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang