Syahid: [Finish]

268 57 49
                                    


Syahid? Jadi dokter? Yang bener aja?

Begitulah kira - kira reaksi orang yang sudah kenal Syahid sejak lama. Bahkan geng yuppie pun sejujurnya agak kaget dia memilih pendidikan kedokteran di Trisakti sana. Orang yang sudah kenal Syahid dari lama agaknya expect kalau dia akan masuk jurusan seperti hubungan internasional, atau ekonomi, atau apapun yang melibatkan seni. Sastra misalnya? He is a pretty decent writer, tho.

Then why suddenly kedokteran?

Sebenarnya jawabannya adalah karena Syahid butuh sesuatu untuk mengalihkan pikirannya dari Fay, sementara dia tidak bisa kabur dari Jakarta. Ucapan Bayu waktu itu adalah triggernya. Waktu itu Bayu bilang, Syahid tiba - tiba jadi fokus belajar untuk mengalihkan pikirannya dari Fay dan kuliah kedokteran mengharuskan dia belajar, well at least for six or seven years. Setidaknya selama enam atau tujuh tahun ke depan, Syahid bisa kabur dan mungkin saja bisa sembuh dari lukanya. Time heals, right?

"Nta. . Woi! Diem ae lo?" Suara Bayu dari seberang teleponnya menarik Syahid kembali ke kenyataannya. Ditutupnya buku tebal yang tadi sedang dibacanya itu.

"Ape?" Balas Syahid.

"Minggu depan gue sama Riana manggung di acara kampus. Kita kurang drummer. Lo main ya?"

"Emang temen lo atau Riana nggak ada yang bisa main?"

"Kalau ada ngapain gue cari elo, Bambang?"

"Kangen mungkin?"

"Najis!"

Syahid terkekeh mendengar makian Bayu. Some things won't change, eh?

"Onta!"

"Bilang, 'Om Jin, bantuin doong~' coba?"

"Si anjing emang. ."

"Gue matiin ya?"

Bayu menghela napasnya dan akhirnua berkata, "Om Jin, bantuin doong~."

Syahid auto ngakak kan. Hah. . Dia rindu teman - temannya. Di Jakarta dia cuma bisa ketemu Ayu.

"Wahahahaha~ nggak janji tapi?"

"Eh anjing!"

"Ih! Mas Boy galak!"

"Lo kesini hari kamis tapi, kita rehearsal dulu. Gue jemput nanti di stasiun kereta."

"Ya udah, ketemu kamis, bro!"

Syahid pun akhirnya mengiyakan ajakan Bayu. Liburan ini, daripada dia sendirian di Jakarta lebih baik dia ke Jogja. FYI Umi sama Samia lagi pergi umrah.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Panjangnya antrian tiket film bioskop yang ingin ditontonnya tak mematahkan semangat Syahid sama sekali. Syahid masih tegap berdiri diantara kerumunan manusia yang mengantri bersamanya.

"Ya ampun cakep banget nggak sih? Udah gitu nonton sendirian pula~"

"Ya ampun cakep banget nggak sih? Udah gitu nonton sendirian pula~"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✔️] Blue Orangeade [TXT LOCAL AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang