Syahid: 1

1.6K 246 76
                                    



"Ogeb! Gini aja lo nggak ngerti - ngerti! Di sekolah ngapain aja sih lo!?" Yang lagi marah - marah ini adalah Samia yang sedang berusaha untuk ketiga kalinya mengajarkan cara menghitung modus dan median data berkelompok pada adik satu - satunya si Syahid.

"Belajar lah gue Kak!" Bela Syahid lolos dalam bentuk bisikan pelan. Takut dia tuh kalau mau ngelawan Kakaknya itu huhu.

"Kibul lo! Main mulu nih! Gue aduin Umi lo ya!" Dengus Mia.

Begini lah jadinya kalau Mia disuruh Umi bantuin Syahid belajar sebelum ujian simulasi UNBK. Horor. Mia yang teriak - teriak sambil maki - maki Syahid mah udah biasa. Kebal dia. Kalau kata Fathan preman di depan sekolah yang serem, mereka masih kalah mah sama Mia.

"Assalammualaikum. . Syahid. . Syahid. ." Mia dan Syahid yang sedang belajar di ruang tamu menoleh bersamaan ke pintu rumah yang diketuk beberapa kali.

"Bentar Bin," Udah tahu Syahid mah itu yang berdiri di depan pintu rumahnya si Fathan.

Akhirnya, dia bisa selamat dari amukannya Mia.

"Ada Kak Mia nggak?" Fathan celingak - celinguk kali - kali aja ada pujaan hati.

"Belajar! Belajar oi!" Cemooh Syahid.

"Yang belajar itu elo, gue mah udah pinter hehehe," Cengengesan aje lo Ubin mesjid huhu.

"Lo nggak gue tebengin lagi nanti - nanti niiih!" Ancam Syahid.

"Tan, lo ajarin deh adek gue itu, heran gue kenapa lo betah temenan sama dia!" Begitu sambut Mia yang masih duduk di ruang tamu, lalu bangkit dari karpet beludu khas Turki itu dan berjalan menuju kamarnya di lantai dua.

"Siap Kak," Obrolan mereka mah segitu - gitu aja tapi Fathan sudah bahagia :')

"Jangan diliatin terooos Ubin!!"

"Cantik ye Kakak lo, Nta."

Lalu Syahid hanya bisa geleng - geleng saja. Dari potongannya si Fathan itu nggak ada bucin - bucinnya, tapi kalau suka ternyata bisa senorak itu. Walaupun sebenarnya Syahid tidak yakin Fathan benar - benar menyukai kakaknya yang titisan bon cabe itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Masih idup lo?" Tanya Juna saat mereka berlima sudah pindah lapak dari kelas ke kantin.

"Abis ujian hidup gue bro, tegar sekali gue hahaha," Syahid mulai eror.

"Mana ada ujian hidup, ujian matematika ini," Celetuk Bayu.

"Lo kaya nggak tau aja si Onta kalo ketemu matematika kaya gimana," Gama hanya tersenyum simpul.

"Lagian ye, mau lo kuliahnya nanti bukan saintek, lo bakal ketemu matematika juga pas TPA. Yang tabah yaa Ontaaaa~~" Juna menepuk bahu Syahid prihatin.

"Eh. . Tu cewek ngeliat kesini mulu woi, tau aja ada yang ganteng," Bayu menepuk lengan Juna dan membuat kelima sekawan itu menoleh kearah empat orang siswi yang sedang cekikikan tak jauh di seberang meja mereka. Bukannya ge er, tapi ciwei - ciwei itu memang ngeliatin mereka berlima dari tadi.

Syahid menyipitkan kedua matanya, berusaha melihat dengan jelas siapa yang ditunjuk Bayu tadi.

Untuk beberapa detik pandangannya bertemu dengan seorang siswi berambut lurus panjang itu, tapi buru - buru dialihkannya. Sebelum temen - temen sedengnya itu ada yang sadar kalau Syahid sempat terpaku karena manik coklat karamel itu tersenyum padanya.

[✔️] Blue Orangeade [TXT LOCAL AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang