Ayu menatap kosong piring yang berisi roti bakar di hadapannya. Sarapan bersama Bunda dan laki - laki yang beberapa tahun belakangan menyandang status sebagai Ayah tirinya itu is painfully long. Ada sebersit rasa bersalah di hati Ayu karena pada akhirnya ia tidak bisa berpura - pura baik - baik saja berada di satu ruangan dengan Bunda dan Ayahnya itu. Kalau, kalau saja Rama tidak pernah ada atau Rama bukanlah kakak tiri yang brengsek, mungkin mereka bisa benar - benar hidup menjadi keluarga biasa, seperti pada umumnya."Yu. ." Panggil Ayah, tapi Ayu buru - buru berdiri dan menyambar satu potong roti bakar yang masih utuh dari piringnya ketika ia mendengar suara klakson motor dari luar rumahnya.
"Ayu berangkat dulu, Bun, Yah, assalammualaikum!" Pamit Ayu seadanya tanpa menunggu mereka membalas ucapan si cantik itu.
Saat Ayu membuka pintu rumahnya, beban di pundaknya seakan terangkat walau hanya sedikit. Dan otot wajahnya yang selalu tegang seakan mengendur seketika.
"Lo nggak ngantuk, Jun?" Tanya Ayu ke Juna sambil menunggu Juna selesai memasangkan helm untuknya.
"Nggak terlalu sih, tapi nanti gue bisa tidur di kelas hehe."
"Jun. . Jun. . Di kelas tuh belajaar! Bukan tidur!" Sekarang gantian, Ayu yang menyerahkan roti bakar di tangannya ke Juna. Dan pastinya kita sudah bisa menebak kalau that's pretty much their morning routine beberapa bulan belakangan.
"Ay. ."
"Hmm?"
"Lo tuh sebenernya cerewet ya?"
"Gue? Nggak ih!"
"Iya, Ay! Lo tuh cerewet banget sekarang! Apa ini tuh hasil akumulasi bacot yang lo tahan - tahan selama ini?"
Ayu terkekeh mendengar ucapan Juna. Sambil naik ke boncengan, kepala Juna pun tak luput dari geplakan Ayu. Kepribadian mereka kayanya udah kefushion deh.
"JUN!" Dari boncengan sana dengan dagu yang bertopang di bahu Juna, Ayu memanggilnya.
"APA?" Harus teriak - teriak. Saingannya klakson kendaraan pagi Jakarta atau angin yang terbelah laju mereka berdua.
"LO MAU BILANG APA SAMA GUE KEMAREN?"
"APA?"
"KEMAREN! LO MAU BILANG APA?"
"Ooh. . OH ITU! NTAR AJA DI SEKOLAH, NGGAK BISA KALAU TERIAK - TERIAK GINI!"
"OH. . OKE DEH!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Ay. ." Ayu menoleh kearah Juna yang memanggilnya saat ia sedang berjalan kearah pustaka. Ayu pun berbalik dan menunggu Juna berjalan kearahnya.
"Kenapa Jun?" Tanya Ayu kemudian.
"Eng. ." Juna mengedarkan pandangannya ke sekitar. Memastikan kalau situasinya aman untuk mereka bicara berdua. It's not that he doesn't want others to know kalau dia tuh mau nembak Ayu, dia cuma nggak mau Ayu nanti jadi diceng - cengin, gitu lho.
"Ayu!" Ayu dan Juna menoleh kearah Kesha yang berdiri di ambang pintu perpustakaan.
"Bentar ya Jun, gue mau bantuin Kesha dulu."
"Oh, ya udah. Nanti aja deh. Sana!" Juna mendorong bahu Ayu pelan. First attempt: gagal.
"Yu, lo sama Juna pacaran ya?" Tanya Kesha saat mereka berdua sedang menyusun buku di perpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Blue Orangeade [TXT LOCAL AU]
FanficCerita ini gue dedikasikan untuk empat sahabat gue yang bilang walaupun dunia jungkir balik, tapi kalian bakal selalu ada buat gue - [gue yang lagi chaos hidupnya] . . . A TXT Local AU ©Iusernem 24-3-19