Fathan; Samia: [Finish]

275 59 103
                                    


Samia menatap print-an tiket penerbangannya ke Kairo yang dijadwalkan lusa. Iya, secepat itu waktu berlalu. Syahid akhirnya selesai dengan ujian UNBK-nya dan itu artinya Fathan juga.

"Jangan bengong, Kak! Kalau kesurupan gue nggak bisa bantuin ruqyah!"

Samia auto memegangi dadanya karena kaget mendengar ucapan Syahid yang sekarang sedang berdiri di ambang pintu kamarnya.

"Mau ngapain lo?" Tanya Samia to the point.

"Nggak ada, emang gue nggak boleh kesini?" Balas Syahid kemudian duduk di sofa yang ada di dekat jendela kamar Samia.

"Yeee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yeee. . Bilang aja lo sedih gue tinggal? Ya kan?" Cibir Samia.

"Iya nih! Gue sedih! Soalnya kalau lo pergi, gue nggak bisa palakin si Ubin kalau dia nanya - nanya tentang elo~"

"Ih! Lo! Gue aduin Umi nih!"

"Dih! Bucin! Najisin lo kalau naksir orang, Kak!"

Alih - alih marah, Samia malah tertawa mendengar ucapan Syahid. Indeed, siblings goal tuh jauh banget dari mereka berdua. Nggak cocok mereka manis - manis gitu.

"Lo jadinya mau masuk kampus apa, Mal?"

Syahid menggelengkan kepalanya, lalu berkata, "Belom tau, Kak. Tapi, gue kayanya tetep di Jakarta. Kalau gue pergi juga, Umi sama siapa?"

Samia tersenyum simpul, lalu mengacak rambut Syahid gemas.

"Baik banget sih lo!" Ujarnya kemudian.

"Iya lah! Semua orang juga tau, diantara kita berdua setannya tuh siapa!" Cibir Syahid sambil membenarkan rambutnya.

"Eh, Mal. ."

"Apa?"

"Si Fathan jadi daftar ITB?"

"Yeee~ tanya sendiri dong, sama PACAR lo!"

"Apaan sih! Siapa bilang gue pacaran sama dia!?"

"Oh gue lupa! CALON SUAMI kan?"

"HEH!"

Samia melempar Syahid dengan bantal yang ada di pangkuannya. Abis itu ribut dah tu mereka berdua :')

Apa itu siblings goal? Mereka tak kenal!

Setelah Syahid keluar dari kamarnya, Samia melirik ponselnya sekilas. Menimbang - nimbang apakah dia harus menghubungi Fathan atau tidak. Tapi, seakan mereka sedang bertelepati, tak lama kemudian ponsel Samia berbunyi. Buru - buru diraihnya benda segi empat itu. Fathan menelponnya.

Samia menunggu beberapa detik sebelum akhirnya mengangkat panggilan Fathan. Biar nggak keliatan nungguin banget. You know lah, Samia and her ego.

"Assalammualaikum, Kak. ." Sapa Fathan dari seberang sana.

[✔️] Blue Orangeade [TXT LOCAL AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang