Derasnya hujan yang mengguyur Jakarta pagi itu rupanya tak bisa melunturkan semangat Syahid pergi ke sekolah. Kita ngomongin Syahid, bukan Juna. Kalau si Juna mah, langsung mengeluarkan seribu alasan ke Ibunya kenapa dia nggak usah pergi sekolah saat hujan turun pagi - pagi.Bukan apa - apa, kalau Syahid nggak sekolah, jajan nggak turun dari umi, udah gitu nanti dia bisa jadi babu dadakannya umi ikut ke pasar atau babu dadakannya Mia yang nggak ada kuliah hari sabtu.
"Ujannya awet ya," Komentar Juna sambil memandang kearah pintu kelas.
"He eh. Awet. Kaya cinta gue ke Kak Mia." Fathan ikutan memandangi langit kelabu dengan hujan yang turun secara konstan di luar sana.
"Wooo!!!!! Itu sih maunya elo, Ubin Masjid!" Cibir Juna.
"Tumben lo nggak protes, Nta?" Gama menyikut Syahid yang duduk di sebelahnya. Lagi jam kosong mereka ceritanya.
"Mau sampe Spongebob bentuknya nggak kotak lagi, Kak Mia nggak akan mau sama dia, biarin aja!" Syahid menggelengkan kepalanya kemudian lanjut membaca komiknya.
"Edan emang anak paski!" Seruan Bayu yang nekat ke kantin basah - basahan menarik perhatian keempat temannya.
"Kenape lo? Masuk - masuk kaya kesambet setan aer." Timpal Juna.
"Di luar ujannya kaya gimana lo pada tau kan? Masih aja di suruh baris - baris anak paski."
Suara petir yang lumayan besar berhasil membuat beberapa siswi di kelas MIA 1 itu berteriak - teriak atau auto istigfar.
Syahid menutup komiknya. Ia ingat sesuatu.
Fayruz anak paski!
Ya, akhirnya Syahid tau nama dedek gemesnya (yang bilang begitu geng yuppie ya!) itu. Namanya Fayruz.
Sekitar dua minggu yang lalu, Fayruz mencegat Syahid yang sedang berkeliaran di dekat lapangan basket tanpa gengnya.
.
.
.
.
.
."Kak Syahid!" Syahid menyipitkan kedua matanya, memastikan siapa yang memanggilnya.
"Kak. ." Syahid kenal wajahnya. Si junior yang kalau papasan selalu di cia - ciain sama dia. Kalau nggak temen - temen junior itu, ya temen - temennya yang jadi cia - cia squad.
"Lo ada perlu sama gue?" Tanya Syahid to the point, tapi buru - buru disesalinya, karena entah mengapa nada yang keluar terdengar ketus. Padahal ia sama sekali tidak bermaksud.
"Maaf sebelumnya Kak. Tapi saya cuma mau minta maaf kalau udah bikin kakak nggak nyaman karena temen - temen saya selalu ngetawain saya sama kakak dan sebaliknya." Jelas si junior itu tanpa berani menatap mata Syahid. Sepertinya cewek itu benar - benar merasa bersalah.
"Sekali lagi maaf kak." Belum Syahid menjawab juniornya itu kembali minta maaf.
"Kenapa lo mikir kaya gitu?" Tanya Syahid penasaran, karena sesungguhnya dia tidak pernah merasa terganggu dengan cia - cia itu. Kebal dia mah sama mulut temen - temennya.
"Karena . . . saya nggak pernah liat kakak senyum kalau saya sama temen - temen saya papasan sama kakak." Jelas si junior ragu - ragu.
Syahid berdeham. Membuat si junior itu semakin merasa canggung.
"Nama lo siapa?" Pertanyaan Syahid sungguh diluar ekspektasi sang junior.
"Eh. . Anu. . Fayruz, Kak."
"Lo marah di cia - ciain sama gue?"
"Hah? Nggak kak! Bukan gitu!!" Fayruz jadi salah tingkah sendiri kan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Blue Orangeade [TXT LOCAL AU]
Fiksi PenggemarCerita ini gue dedikasikan untuk empat sahabat gue yang bilang walaupun dunia jungkir balik, tapi kalian bakal selalu ada buat gue - [gue yang lagi chaos hidupnya] . . . A TXT Local AU ©Iusernem 24-3-19