"Kamu sibuk melirik orang lain, padahal yang tulus ada di depanmu."
-Bulan-Happy reading<3
Semuanya berlalu begitu saja. Kini Bulan dan Arta sudah memasuki dunia perkuliahan. Mereka masuk di universitas ternama yang ada di ibukota.
Bulan masuk fakultas sastra Indonesia, sedangkan Arta masuk fakultas marketing.
Hubungan mereka kini sudah menginjak 2 tahun selepas mereka memutuskan untuk menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih pada kala itu.
Baik Bulan maupun Arta, keduanya saling menyayangi satu sama lain. Sejauh ini tidak ada penghalang di hubungan mereka, kecuali...
"Pasti Tata lagi ngajarin basket cewek-cewek centil itu." Bulan memasang wajah cemberut. Sudah hampir 2 jam ia menunggu Arta di perpustakaan. Mereka sudah janjian untuk pergi bersama.
Gadis berhidung mancung dan bermata lentik itu kini menyandarkan tubuhnya di tembok. Hari ini sangat melelahkan. Banyak tugas yang harus diselesaikan, ternyata kuliah tak semenyenangkan itu.
Menghilangkan kebosanan, Bulan mengotak-atik ponselnya berharap ada yang sedikit menghiburnya.
Ternyata tak ada yang menarik. Gadis yang sedang dikuncir bun itu menghela nafasnya. Sudah hal yang tidak biasa jika Arta sering terlambat, terlebih saat ia sosoan masuk club basket kampus.
"Dia bener-bener ngeselin! Awas aja kalo dia ada di depan mata aku, langsung aku tonjok!" nafas Bulan terengah-engah, menandakan ia sangat kesal.
Bulan lalu membereskan barang-barangnya dan bersiap untuk pergi dari tempat itu.
Tapi saat berbalik badan, ia melihat seorang lelaki yang sedang tersenyum manis padanya. Tak lupa lelaki itu membawa buket bunga mawar untuknya, agar gadisnya tak terlalu marah.
"Maaf calon bini." ujar Arta yang datang terlambat. Ia bahkan masih memakai kaos basket dan terlihat keringat bercucuran di pelipisnya. Rambutnya pun terlihat berantakan, menambah pesona seorang Arta.
Bulan membuang muka begitu saja. Ia berjalan tanpa memedulikan Arta.
"Calon binii, maafin gue. Tadi-"
"Apa?! Tadi kamu disuruh ngajarin cewek-cewek yang sosoan gak bisa main basket lagi?!" potong Bulan cepat menghentikan langkah kakinya. Gadis itu menatap Arta intens. "Mereka itu caper, kamu tau gak?!!"
Arta segera menghampiri pacarnya. Tak bisa dipungkiri juga ia sudah salah karena mementingkan para gadis-gadis itu.
"Maaf. Maafin gue, ya? Gue gak tega aja." ujar Arta menunduk.
"Gak tega apanya, kamu aja yang gak bisa nolak." cibir Bulan menatap sinis Arta.
Lelaki itu lantas memeluk Bulan erat. Amarah Bulan biasanya bisa lenyap jika Arta memeluknya.
"Maafin gue ya cantik." bisik Arta lembut.
"Iya deh dimaafin." selalu saja seperti ini. Sejak masuk kuliah Arta selalu saja memperdulikan para gadis yang cari perhatian padanya. Dan Bulan hanya bisa memaafkan lelaki itu. Kadang-kadang Bulan bertanya, Arta itu beneran sayang gak sih?
"Jadi ayo jalan-jalan sore ini-" Arta mengandeng tangan Bulan, tetapi omongannya dipotong oleh gadis dihadapannya.
"Kak Arta, boleh minta tolong gak?" ujar seorang gadis tiba-tiba datang dihadapan Bulan dan Arta. Arta langsung melepaskan kaitan tangannya dengan Bulan.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE LIGHT LOVES [END]
Ficção AdolescenteBagimana jika dua orang dengan sifat yang bertolak belakang dijadikan menjadi satu pasangan? Bintang Aksara Prima, sang cowok dingin yang memiliki paras tampan yang mampu menyihir para wanita dengan satu tatapan Bulan Putri Wijaya, sang gadis cerewe...