10- Khawatir

918 63 4
                                    

"Jangankan sakit, kamu belum makan aja aku khawatir. Saking khawatirnya sampe ga bisa tidur."
-Bulan-

Happy reading<3

Kepala Bintang pusing saat ini, lengannya juga pegal-pegal. Ia mengaduh kesakitan daripadi membuat sang Mamah khawatir.

Sekar langsung menghubungi dokter untuk mengobati Bintang. Ia berharap Bintang tidak apa-apa.

Setelah menunggu beberapa menit, dokter tiba diiringi Bulan dibelakangnya. Sekar bertanya-tanya kenapa Bulan tiba-tiba dibelakang dokter yang ia hubungi?

Bulan memang tadi melihat dokter masuk ke rumah Bintang, ia khawatir dan memutuskan untuk ikut.

"Yang sakit siapa tante?" Bulan bertanya memastikan.

"Bintang." ucap Sekar sendu. Setelah mendengar ucapan Sekar, Bulan langsung berlari menghampiri Bintang di kamarnya, dan benar lelaki itu tengah kesakitan.

"Bintang, kamu sakit?" ucap Bulan khawatir sembari mengecek suhu panas Bintang, Bintang demam.

"Ini semua gara-gara lo!" Bintang berbalik arah dan mendapati Bulan terus menatapnya khawatir.

"Gara-gara aku? Emang aku nyusahin Bintang, ya?" Bulan tak paham sebenarnya apa maksud perkataan Bintang tadi?

"Saat lo kekunci di perpus, gue udah gak enak badan. Tapi lo maksa gue kesana." Bintang langsung berbalik arah memunggungi Bulan.

Bulan merasa bersalah saat ini, gara-gara ulahnya orang lain menjadi korbannya. Bulan segera mengambil air hangat dan handuk kecil untuk mengompres Bintang.

Kata dokter yang memeriksa tadi, Bintang kecapekan dan demam.

"Maafin aku, Bintang." Bulan mulai meracau dan mengopres kening Bintang.

"Aku nyusahin kamu banget, ya?" tak lama kemudian air mata Bulan luruh, ah Bintang sudah menduganya.

"Aku bener-bener ketakutan kemarin. Aku bingung harus minta tolong siapa. Maafin aku kalo nyusahin kamu, Bintang." ucap Bulan lagi dengan nada yang sangat bersalah.

Bintang berusaha untuk duduk dan berhadapan dengan Bulan. Sialnya saat Bulan sedang menangis ia masih kelihatan begitu cantik.

Bintang berdecak sebal saat Bulan mulai terisak sekarang, "Gak usah cengeng bisa?"

Bulan langsung menghentikan tangisannya dan mulai menatap Bintang lekat. Kini jaraknya dengan Bintang hanya beberapa senti saja. Bulan mulai mendekati Bintang, lelaki itu gelagapan bukan main.

"Lo mau ngapain?" ucap Bintang berusaha setenang mungkin.

"Kamu tiduran aja, jangan dipaksain gerak." ternyata Bulan hanya mau menidurkannya tidak lebih.

"Emang kamu mikir aku mau ngapain?"

Bintang hanya diam dan Bulan mulai mengompresnya lagi. Bulan menyikap lengan baju Bintang, dan terlihat beberapa memar. Ini juga pasti karna ulahnya.

Bulan mulai mengompres lengan Bintang, Bintang menahan sakit. "Sakit banget, ya?" Bulan mengigit bibir bawahnya

"Gak sih, b aja." ucap Bintang sok tegar.

THE LIGHT LOVES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang