30- Cinta dan Kepercayaan

613 36 5
                                    

"Semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua didalam hidupnya. Jadi, dapatkah aku mendapatkan kesempatan untuk membahagiakanmu, lagi?"
-Bintang-

(Kalo mantan kalian bilang kayak gitu, kalian bakal jawab apa?)

Happy Reading<3

(Jangan lupa dengerin mulmed yang udah disediain)

Hidup Bulan kini tidak tenang, Bintang dan Arta selalu saja hadir untuk menganggu hidupnya. Tak jarang mereka juga menjadi penguntit saat Bulan pergi kemana saja.

Seperti kali ini, Bulan tengah menatap jengah Bintang dan Arta yang tengah bertengkar memperebutkan siapa yang akan mengantarkan ia pulang.

Bulan berkacak pinggang, kedua lelaki ini terus saja beradu mulut bahkan tak jarang dari mereka memukul diri mereka satu sama lain.

"Udah bertengkarnya?" tanya Bulan pada Bintang dan Arta yang kembali diam.

"Lo pulang sama gue." ucap Bintang pada Bulan.

"Gak boleh! Lo harus pulang sama gue calon bini." sela Arta sembari menatap sengit Bintang.

"Dia pulang sama gue!"

"Calon bini pulang sama gue!"

"DIAM!!!!" teriak Bulan, jera.

Bintang dan Arta langsung terdiam mendengar ucapan Bulan.

"Aku udah mutusin, aku bakal pulang sama..." Bulan menjeda ucapannya, ia lalu mengambil nafas. "Abang angkot." ucapnya lagi.

Kedua lelaki dihadapan Bintang langsung membulatkan mata sempurna. Mereka lalu menatap diri mereka satu sama lain, tak percaya. Bisa-bisanya mereka kalah dengan abang angkot.

Bulan lalu melenggang pergi meninggalkan mereka untuk mengejar angkot dan segera pulang.

"Ini semua gara-gara lo!"

"Gara-gara lo!"

Tiba-tiba seorang perempuan datang menemui Bintang dan menarik paksa tangan lelaki itu. Arta yang melihat hal tersebut langsung tertawa puas.

"Rasain lo! Udah punya bini malah ngerecokin calon bini gue." seru Arta tertawa melihat kepergian Bintang.

*****

"Bulan aja terus, aku kapan?" cibik Melody, kesal.

"Seharusnya lo tuh sadar, lo itu gak penting." jawab Bintang datar.

Melody sangat geram dengan tingkah laku Bintang yang selalu saja mementingkan Bulan daripada dirinya. Padahal diakan tunangan lelaki itu, tapi kenapa Bulan yang menjadi prioritas?

Perempuan berambut pirang itu lalu memeluk Bintang dari samping dan menyandarkan kepalanya ke pundak Bintang.

Gadis itu lalu memejamkan matanya, ia mengulum senyum getir. Ia sangat lelah, Bintang selalu saja tidak pernah melirik ke arahnya. Jangankan melirik, menatap ke arahnya saja tidak mau.

Apakah ia seburuk itu?

"Bintang, sekali ini aja cintai aku." lirih Melody, lelah.

"Cinta sama lo? Mimpi aja lo!" tolak Bintang mentah-mentah.

Melody tertawa lirih. "Bulan emang penganggu." ucapnya.

THE LIGHT LOVES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang