16- Bukan Satu-Satunya

815 55 3
                                    

"Meskipun kau memang untukku, tapi perasaanmu terbelah untuk dirinya, juga."
-Bulan-

Happy reading<3

"Pelan-pelan masukinnya." Terdengar suara gadis yang begitu gemas disana.

"Iya ini juga pelan-pelan."

"Jangan buru-buru, harus pelan-pelan masukinnya."

"Bawel banget."

"Kan biar bisa masuk, gimana sih."

Denis yang mendengar itu langsung terkejut, ia merasa ambigu sesaat. Terlebih ini masih sangat pagi dan suara itu terdengar di kelasnya.

"Gak bisa dibiarin nih." Denis langsung berlari ke kelasnya dengan perasaan was-was.

"KALIAN KALO NGELAKUIN 'ITU' JANGAN DISINI WOI!" teriak Denis dengan nada keras. Dan ia mulai membuka mata terkejut melihat Bintang dan Bulan.

"Ngelakuin 'itu' apa?" tanya Bulan polos dan tak mengerti apa yang telah Denis ucapkan barusan.

Denis melihat Bintang dan Bulan bergantian. Kini matanya berfokus pada selembar kain, jarum dan benang yang berada ditangan Bintang. Ia mulai mundur perlahan, "Ah gue bisa kena amukan Bintang nih." gumam Denis pelan dan bersiap untuk kabur.

"Jangan sekali-sekali lo racunin otak cewek gue." Bintang menatap Denis geram dan Denis langsung berbalik arah lalu terkekeh.

"Maaf, gue kira kan kalian--" belum sempat Denis berucap Bintang langsung menyelanya. "Buang pikiran kotor lo."

Sementara Bulan masih bingung dengan arah pembicaraan Bintang dan Denis. Ia hanya diam dan mulai memikirkan sesuatu.

"Maksud ucapan Denis yang tadi apa, Bintang?" Bulan bertanya dan Bintang menatapnya malas.

"Jangan dibahas."

*****

"Bulan, ke kantin bareng yuk." setelah guru keluar, Fiki langsung menghampiri Bulan untuk melancarkan aksi pdktnya.

"Aku mau ke kantin sama Rara." Bulan menolak halus permintaan Fiki. Fiki tak kehabisan akal ia mulai memutar otak.

Fiki lalu beralih menatap Rara. "Ra, tadi lo dicariin Eva tuh diluar." Rara yang mendengar itu langsung menoleh ke arah luar dan melihat Eva melambaikan tangan kepadanya.

"Sorry, Lan. Gue mau ke kantin bareng Eva dan mau ke perpus juga." Rara langsung meninggalkan Bulan dan Fiki yang tengah berhadapan. Ternyata rencana Fiki tidak gagal untuk menyuruh Eva pergi ke kantin bersama Rara.

"Yaudah ayo ke kantin." ucap Bulan yang membuat Fiki langsung menggandeng tangannya.

Bulan merasa tidak nyaman dengan Fiki, lelaki itu terus menatapnya dan terlebih ia juga terus menggenggam tangannya.

Gini amat jadi cewek cakep, Batin Bulan

"Percuma kamu ngajakin aku ke kantin." Bulan menatap pada Fiki yang terus tersenyum padanya dan memamerkan lesung pipinya.

"Kok percuma?" tanya Fiki bingung.

"Ya percumalah, kamu bukannya makan malah diliatin aku terus."

"Liat muka lo aja gue juga udah kenyang." ucapan Fiki membuat Bulan tersedak sampai terbatuk-batuk. Fiki langsung menyodorkan minuman dan menatap Bulan dengan rasa bersalah.

"Maafin gue, Bulan."

"Jangan diulangin lagi."

Setelah di kantin, Fiki mengajak Bulan untuk ke rooftop. Bulan tidak tau pasti, Fiki hanya berkata ada yang ingin ia katakan.

THE LIGHT LOVES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang