"Aku membenci semua orang yamg berusaha merebutmu dariku."
-Bulan-Happy reading<3
Bulan keluar kamar mandi dengan lengkungan senyum di bibirnya, tangannya tidak ia kenakan air, sebab tadi Bintang menyentuh tangannya.
Ini adalah momen langka dalam hidupnya, maka dari itu harus ia jaga dan lestarikan. Bulan sebenarnya sedikit sedih karena mengetahui tangannya sudah tak perawan karena telah bersentuhan dengan tangan Bintang.
Setelah memakai piyama, Bulan kini bergegas untuk makan malam. Papahnya hari ini membeli makanan kesukaannya.
"Anak papah kok senyum-senyum terus daritadi." Wijaya menatap Bulan dengan kekehan kecil.
"Biasa pah, kalo malem-malem gini ayan nya kumat." Yuri memberi komentar, Bulan nampak tak peduli.
Ia langsung makan dengan terus melemparkan senyuman, membuat Wijaya dan Yuri geleng-geleng kepala.
Setelah menyelesaikan makan malamnya, Bulan langsung pamit untuk bergegas pergi ke rumah Bintang, kangen katanya.
"Pah, orang pinter malem-malem gini masih buka gak?"
*****
Dengan langkah kecil dan bersenandung riang, Bulan kini dengan piyama bergambar pisangnya berjalan penuh semangat menuju rumah Bintang.
Saat ini Bulan tengah berada di rumah Bintang, ia menatap orang yang tak asing dihadapannya kini.
Melody.
Gadis itu bahkan tak sungkan menempeli Bintang terus-menerus, membuat Bulan merasakan perih di dadanya.
Sekar yang mengetahuinya pun langsung membawa Bulan untuk membantunya memasak di dapur.
Bulan menyeka air matanya, ia harus kelihatan tegar dihadapan calon mertua, ia mengulum senyum.
"Kalo sakit gak usah ditutupin sama senyuman palsu, Bulan." Sekar memang daritadi mengamati tingkah aneh Bulan, ia bahkan sangat sadar bahwa gadis ini sangat mencintai anaknya.
"Tadi habis motong bawang merah, jadinya nangis deh." Bulan berulang kali menyembunyikan kesedihannya, Sekar menghampiri Bulan dan mengelus punggung gadis itu lembut.
"Tante lebih ngerestuin kamu sama Bintang." mendengar perkataan itu Bulan langsung tersenyum manis dan memeluk Sekar erat.
Tak lama kemudian Melody menghampiri mereka untuk mengambil air minum, Melody melihat Bulan sekilas dan mulai mengingat, "Lo temen sekelasnya Bintang, kan? Kok lo ada disini?" tanya Melody heran yang melihat Bulan berada di rumah Bintang.
"Kita tetanggaan, aku juga sering main kalo malem ke rumah Bintang." Mendengar ucapan Bulan, Melody hanya ber 'oh' ria dan langsung beranjak untuk bermanja dengan Bintang.
Bulan mengepal kedua tangannya, "Ah, aku gak kuat!" Bulan langsung pergi dari rumah Bintang dengan uraian air mata.
Bintang yang melihat kejadian tersebut langsung mengejar Bulan tanpa menghiraukan Melody yang terus menerus memanggil namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LIGHT LOVES [END]
Teen FictionBagimana jika dua orang dengan sifat yang bertolak belakang dijadikan menjadi satu pasangan? Bintang Aksara Prima, sang cowok dingin yang memiliki paras tampan yang mampu menyihir para wanita dengan satu tatapan Bulan Putri Wijaya, sang gadis cerewe...