"Sakit ya suka sama orang yang ternyata gak bisa suka balik sama kita."
-Bulan-Happy reading<3
Pagi ini Bulan sudah datang ke rumah Bintang untuk mengajaknya berangkat bersama. Tak lupa bekal untuk Bintang sudah ia siapkan pagi-pagi buta tadi. Ia ingin menyambut Bintang dengan senyuman merekahnya.
Tapi sepertinya pagi ini tidak semerkah senyuman Bulan, ia melihat dengan jelas bahwa Melody sudah mencuri start nya. Gadis itu bahkan sekarang sedang menyuapi Bintang dan terus melemparkan senyuman devilnya itu pada Bintang.
Bulan tidak akan membiarkan ini terjadi!
"Bintang, kita berangkat bareng ya?" Bulan mendekati Bintang dan mendapatkan lirikan tajam dari gadis disebelahnya.
"Gue mau berangkat bareng Melody." ucap Bintang sambil menggandeng tangan Melody, Melody tersenyum kemenangan. Sementara Bulan masih terdiam ditempat.
Bulan menatap Bulan dan Melody yang telah pergi meninggalkannya sendirian, ia harus tetap tegar saat ini. Ia sangat optimis jika Bintang tidak pernah ada rasa pada Melody.
Bulan tak ambil pusing kejadiam tersebut, ia kini sedang menunggu angkotan umum.Hari ini sangat menyebalkan bagi Bulan! Ternyata menunggu angkotan umum sangat menjengkelkan. Ia kini bisa mendefinisikan bahwa menunggu angkotan umum itu seperti menunggu DIA, ditunggu gak kunjung datang, ditinggal pergi malah datang. Maunya apa sih?!!
Bulan segera berlari setelah melihat gerbang yang hampir ditutup, beruntung sekali ia pandai bernegoisasi dengan pak satpam yang sudah dijadikan ia CS. Bulan berjalan berhati-hati setelah melihat seorang guru yang sedang mengamati para murid yang telat. Degup jantung Bulan berdetak lebih cepat dari biasanya, ia harus kejar-kejaran dengan guru yang sedang bertugas.
"Lo telat juga, Lan?" Bulan menoleh mendapati Fiki yang terkekeh melihat keringat di dahinya. Bulan tak membalas dan memilih meminum air minumnya, saat dirasa kurang ia melirik botol air minum Fiki sejenak.
"Mau?" Fiki meyodorkan air minumnya dan langsung diminum habis oleh Bulan.
"Cantik." Bulan yang mendengar itu langsung tersenyum, membuat lelaki berlesung pipi didepannya gelagapan.
"Fiki itu manis." ucap Bulan polos yang melihat lesung pipi Fiki. Fiki berusaha senetral mungkin.
"Fiki kenapa salah tingkah gitu?" Bulan tertawa melihat tingkah Fiki yang sangat lucu dihadapannya. Bulan langsung menggandeng tangan Fiki dan mengajaknya ke kelas sebelum guru datang.
Para murid kelas 11 IPA 1 dikagetkan dengan kedatangan Bulan dan Fiki secaran bersamaan, mereka bertanya-tanya tentang hubungan keduanya. Yang mereka tahu di kelas mereka seperti orang tidak kenal. Tunggu.... Mereka BACKSTREET?!!!
"Woy Fik, PJ nya dong." ucap Denis kini mendekati Fiki dibangkunya. Sementara Fiki tak peduli dengan apa penilaian prang terhadap dirinya dan Bulan.
"Kok lo jahat sih, Fik?" kini Edo menatap Fiki dengan nada sendu, Denis menahan tawanya.
Fiki mengernyitakan dahinya tak paham, "Bulan kan udah gue cup dari dulu." Fiki mengangguk paham.
"Ngomong napa?!!" Edo gemas dengan Fiki, jika dipikir-pikir Bintang dan Fiki itu hampir sama. Sama-sama cuek dan dingin. Tapi Bintang terlewat dingin, Fiki masih dibawahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LIGHT LOVES [END]
Dla nastolatkówBagimana jika dua orang dengan sifat yang bertolak belakang dijadikan menjadi satu pasangan? Bintang Aksara Prima, sang cowok dingin yang memiliki paras tampan yang mampu menyihir para wanita dengan satu tatapan Bulan Putri Wijaya, sang gadis cerewe...