"Kamu tahu? Aku tetap menganggapmu milik ku, meskipun kamu telah hilang entah kemana."
-Bulan-Happy reading<3
Arta terdiam, tubuhnya mendadak kaku. Ia bingung harus menanggapi apa omongan Bulan. Lelaki itu tidak mungkin memberikan cintanya pada orang lain.
Dipeluknya lagi gadis yang ada didepannya. Pelukan yang sangat erat.
"Lo boleh minta apapun itu, asal jangan minta Bintang buat kembali, calon bini." ujar Arta, membuat Bulan menjauh.
"Apa salahnya, Tata? Aku cuma minta hal itu dan itu mungkin gak sulit buat kamu kan." lirih Bulan.
"Apa lo gak pernah sedikitpun peduliin perasaan gue, calon bini? Pernah gak lo mikir sesakit apa hati gue waktu lo selalu nyeritain Bintang waktu sama gue? Bisa gak sedikit aja, sedikit aja kasih gue harapan buat masuk hati lo. Gue cuma minta hal itu dan mungkin gak sulit buat lo kan?" teriak Arta pada Bulan, ini pertama kalinya ia berbicara dengan nada tinggi pada gadis itu.
Bulan tak berkutik, jantungnya berdebar sangat kencang. Matanya menatap Arta dalam. Ia bisa menangkap bahwa lelaki itu saat ini sangat terluka karena perkataannya.
Arta tak berani menatap Bulan, ia malah memukul pohon yang ada di pekarangan rumah Bintang membuat tangannya bercucuran darah. Ia merutuki dirinya sendiri yang telah membuatnya berbicara dengan nada tinggi terhadap Bulan.
Bulan yang terkejut segera mengambil kotak obat yang ada di rumahnya untuk mengobati Arta.
Keduanya saling diam. Bulan yang sedang sibuk mengobati Arta dan Arta yang tengah sibuk menahan rasa perih di tangannya.
"Argh-"
"Ah sakit ya? Maafin aku."
"Iya sakit banget, lo pasti tau kan sesakit apa gue sekarang?"
Bulan menunduk, disudahinya membalut luka di tangan Arta. Buru-buru ia meninggalkan Arta sendirian.
Arta segera mengejarnya dan menggapai tangan Bulan. Membuat gadis itu memilih tetap bersama Arta.
"Jangan tinggalin gue sendirian." pinta Arta pada Bulan.
Bulan hanya diam, tak lama awan menghitam dan rintik hujan mulai membasahi keduanya. Dengan segera Arta mengajak Bulan untuk meneduh ke tempat yang aman.
Melihat Bulan yang kedinginan, Arta melepaskan jaketnya. Ia tak ingin melihat gadis itu sakit, biarkan saja ia yang sakit asal Bulan tidak.
Keduanya saling diam, menikmati rintik hujan yang jatuh mengenai sekitaran mereka. Arta masih setiap menatap lekat wajah Bulan, gadis itu terlihat sangat cantik. Bulan yang mengetahui Arta menatapnya lalu mencoba menjaga jarak dari lelaki itu. Tetapi dengan cepat Arta menyamakan jarak mereka lagi.
"Ihhh Tata apaan sih." gerutu Bulan sebal.
"Gue pengen deketan sama lo, calon bini." jawab Arta santai.
"Tapi aku gak pengen deket sama kamu." balas Bulan jahat.
"Gak peduli, gak peduli, gak peduli." Arta menulikan telinganya.
Bulan cemberut sesaat, kemudian ditatapnya balutan luka yang ada ditangan Arta.
Arta yang mengetahui itu segera menyembunyikan balutan luka itu dibalik tubuhnya. Membuat Bulan bertanya-tanya mengapa lelaki itu melakukan hal demikian?
"Kenapa disembunyikan?" tanya Bulan pada Arta yang memasang wajah masam.
"Gue gak suka lo liatin tangan gue terus." balas Arta masih masam.
![](https://img.wattpad.com/cover/219598742-288-k843924.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LIGHT LOVES [END]
Novela JuvenilBagimana jika dua orang dengan sifat yang bertolak belakang dijadikan menjadi satu pasangan? Bintang Aksara Prima, sang cowok dingin yang memiliki paras tampan yang mampu menyihir para wanita dengan satu tatapan Bulan Putri Wijaya, sang gadis cerewe...