39- Jangan deket-deket dia

159 18 6
                                    

"Choose me or lose me, i'm not a second choice."
-Bulan-

Happy reading<3

Pagi ini Bulan datang ke kampus dengan balutan perban ditelapak tangannya. Ia berangkat sendirian tanpa Arta.

Melihat dari kejauhan tampak Arta sedang membukakan pintu mobilnya untuk Ara. Entah kenapa setiap melihat mereka bersama hati Bulan begitu sakit.

Bulan menggenggam erat telapaknya, membuat darah segar keluar begitu saja. Lukanya itu belum kering sepenuhnya bahkan masih basah.

Arta dan Ara lalu berjalan melewati Bulan tanpa merasa bersalah. Kemarin malam Arta hanya mengantarkan Bulan lalu pergi begitu saja.

Bulan merasa bahwa ia sudah tidak dibutuhkan lagi. Padahal baru saja kemarin Arta berkata padanya bahwa sangat mencintainya. Tetapi saat Ini semuanya berbalik begitu saja.

"Tangan lo berdarah." ujar seorang gadis menatap perban Bulan daritadi.

"Oh itu gapapa kok." jawab Bulan tenang.

"Sakit banget, ya?" ujar gadis itu lagi. Namanya Keyla Calista mahasiswi seangkatan dengan Bulan.

Bulan mengangguk. Tatapannya kosong, ia tak memedulikan darah-darah yang bercucuran di lantai.

Keyla lantas menarik Bulan untuk membawanya ke ruang kesehatan.

*****

"Kata Bara, kalo sakit banget harus diobatin." ujar Keyla. Ia membuka perlahan perban Bulan, ia begitu kaget dengan luka yang lumayan parah di telapak gadis itu.

"Ini luka kemarin malam, ya?" tanya Keyla menebak. Gadis itu kini membawa kotak obat dan perban baru.

"Iya." jawab Bulan singkat.

"Kata Bara kalo kamu ngerasa sakit banget dan udah ngerasa gak kuat, boleh angkat galon kok." Keyla kini hampir selesai mengganti perban Bulan.

"Makasih. Kamu baik." Bulan tersenyum ke arah Keyla. Membuat Keyla membalas senyumannya.

"Kata Bara kalo kamu ngerasa mendingan dan pengen balik lagi boleh kok. Tapi kalo tiba-tiba rasa sakitnya dateng lagi gak usah nyesel." Keyla menepuki puncak rambut Bulan. "Gue pamit dulu. Bara udah nungguin gue. Gue seneng ketemu sama lo."

Bulan menatap punggung Keyla. Gadis itu memang sudah ditunggu oleh seseorang yang memakai topi yang sangat familiar di mata Bulan. Topi hitam dengan gambar bintang dan huruf alfabet B besar...

"Bi-Bintang?!!!"

*****

Bulan lari kencang mencari sosok yang menggunakan topi Bintang. Postur tubuhnya juga sangat mirip dengan Bintang.

Bulan menelan ludahnya, ternyata Bintang sudah menemukan kebahagiaannya, ya?

"Bintang, tunggu!!" Bulan masih mengejar orang yang ia yakini Bintang tersebut.

Keyla menghentikan langkahnya, membuat lelaki disampingnya juga melakukan hal demikian.

"Tunggu dulu. Kayaknya ada yang ngejar kita deh." ujar Keyla pada lelaki disampingnya.

Saat Keyla berbalik arah, ia melihat Bulan sudah dibelakangnya dengan keringat yang bercucuran.

"Perban lo jadi rusak lagi." Keyla menghela nafas. Gadis itu kenapa setidakpeduli itu dengan rasa sakitnya? Apakah itu sudah terlalu sakit hingga dia mati rasa? Ah Keyla mulai ngawur.

THE LIGHT LOVES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang