32- Teror(2)

479 31 9
                                    

"Jangan takut, kau tidak sendirian. Ada aku, disisimu."
-Arta-

Happy Reading<3

Bulan melangkahkan kaki dengan tenang saat berjalan menuju kelasnya. Untuk menuju kelasnya ia harus melewati sebuah lorong panjang yang menghubungkan antara ruang guru dan kelasnya.

Percaya atau tidak, sekolahan kini tampak sepi. Para siswa siswi yang berlalu lalang pun terlihat tidak ada. Bulan melirik jam tangan yang melingkar ditangan kirinya, masih jam 06.00, Bulan menertawakan kebodohannya, maklum saja masih sepi kan masih pagi.

Hawa pagi ini terasa begitu mengeluarkan suasana yang mencekat. Entah Bulan masih terbawa suasana tadi malam atau mungkin hanya perasannya saja.

Setelah sampai di kelas, gadis berkucir satu ini langsung membersihkan ruangan kelas yang tampak sepi. Dengan senang hati Bulan menyapu lantai kelas, membersihkan papan tulis dan merapikan bangku serta meja.

Kegiatannya ini dilakukan agar para temannya yang sedang piket sedikit teringankan.

Bulan mengusap keringat dipelipisnya. Ia mengambil botol minum yang dibawanya dan menenggaknya setengah.

Kemudian ia mengeluarkan beberapa buku bancaan di tasnya, gadis itu berniat ingin mengembalikan buku tersebut ke perpustakaan.

Dengan menenteng beberapa buku bacaan, Bulan kini berjalan menuju perpustakaan. Bulan merasa ada yang aneh, sekolah masih sepi, ah ini tidak mungkin kan? Lagipula ini sudah jam 06.30.

Melewati lorong panjang, Bulan berjalan was-was, entah kenapa ia menjadi merinding tidak jelas. Suasana sekolah yang sepi ditambah lorong yang gelap sukses membuat gadis itu ketakutan.

"Amit amit." ujar Bulan membungkukkan badannya. "Aku ijin lewat ya." ujarnya lagi.

"Hihihihihi."

Langkah Bulan terhenti mendengar suara lengkingan perempuan. Ia menoleh melihat pemilik suara itu, tetapi tidak ada siapa-siapa.

Bulan terkekeh, ini pasti khayalan nya yang terlalu memikirkan kejadian semalam.

"Kamu akan mati, kamu akan mati."

Bulan memejamkan matanya, bisikan-bisikan itu terdengar jelas di telinganya.

"Ucapkan salam perpisahan dari sekarang nona Bulan."

Bulan mengerjapkan matanya berkali-kali, kemudian menoleh ke arah belakang untuk mengetahui siapa yang mengatakan ucapan tersebut. Bulan diambang ketakutan dan kekhawatiran.

"K-kamu siapa?" tanya Bulan pada sekelilingnya, berharap orang itu akan membalas ucapannya.

"Aku ialah seseorang yang teramat membencimu dan menginginkan kau pergi untuk selama-lamanya." jawab seseorang itu cepat.

Gadis itu semakin ketakutan, ia memicingkan matanya melihat seseorang yang berdiri tak jauh dihadapannya dengan penampilan yang acak-acakan dan rambut yang terurai panjang menutupi seluruh wajahnya.

*****

"Lo kemana aja sih, Lan? tanya Rara melihat Bulan yang baru datang.

Bulan mendudukkan dirinya di bangku dan mencoba menetralisir rasa takutnya. "Habis balikin buku." jawabnya.

Rara yang melihat wajah gadis itu pucat dan tampak ketakutan mulai bertanya-tanya ada apa dengan gadis itu? Apakah ia sedang sakit?

THE LIGHT LOVES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang