Itukan suara Delia! Tangan Nira langsung berkeringat dingin. Kenapa juga dirinya malah bertemu langsung dengan fans garis keras Arsen.
"Kelar hidup gue!" Keluh Nira.
Nira terdiam sejenak, berpikir untuk mencari alasan yang masuk akal. Tapi jauh dalam lubuk hatinya, ia berharap Delia tidak melihatnya turun dari mobil Arsen.
Semoga masih ada keajaiban.
Suara langkah kaki yang mendekat membuat tangan Nira mulai berkeringat dingin. Perlahan ia menarik napas lalu menghembuskannya. Untuk mengurangi degup jantungnya yang bertalu sedari tadi.
"Nira, lu tadi bareng mobil Pak Arsen? Kok bisa?" tanya Delia tanpa basa-basi, setelah sampai di hadapan Nira.
Beneran Delia melihatnya. Sialan! Gerutu Nira.
"Lu salah lihat kali. Masa gue bisa semobil bareng Pak Arsen. Ngaco," elaknya.
"Tapi gue habis lihat lu dari samping mobil Pak Arsen. Mana mungkin gue salah lihat," tatapan Delia menyipit ke arah Nira, seakan ingin mengulitinya hidup-hidup.
"Oh, itu mobil Pak Arsen? Lah, gue nggak tau. Tadi gue cuma numpang ngaca doang. Rapihin rambut." Nira mencoba bersikap tenang. Berharap orang kevo di depannya percaya.
Nira melirik Arsen yang berjalan santai melewatinya. Dan yang membuat Nira lebih jengkel ketika melihat Arsen malah mengedipkan mata ke arahnya.
'Resek!!!'
Delia yang sedang berpikir, ketika melihat Arsen, matanya langsung berbinar.
"Eh, Pak Arsen. Tunggu, Pak. Bareng dong."
Dengan centilnya wanita itu langsung berlari kecil ke arah Arsen.
"Fyuhhh! Selamat gue. Untung Delia nggak perpanjang masalah ini."
Nira membiarkan dua orang manusia itu duluan naik lift. Dengan sengaja langkah kakinya di perlambat. Agar tak bareng mereka.
"Hei, buruan jalannya! Udah siang nih. Kamu sengaja melambatkan diri supaya telat masuk kerja? Begitu?" Suara Arsen menghentakkan lamunan Nira. Tangan lelaki itu terlihat menekan tombol lift untuk menahan pintu agar tak tertutup disertai tatapan tajamnya.
"Dasar manusia es. Berubah mulu sikapnya," gerutu Nira. Sedikit berlari, ia pun memasuki lift dengan perasaan dongkol.
Sungguh awal pagi yang buruk.
***
Ceklek.
Suara pintu kamar mandi terdengar dikunci. Nira yang baru saja selesai mandi dan melilitkan handuk di tubuhnya, hanya bisa menelan ludah. Kenapa kamar mandinya terkunci?
Terlihat bayangan hitam tinggi besar dari tembok samping seakan ingin menelannya hidup-hidup.
Glekk.
Dari aroma tubuhnya, Nira sangat hapal siapa orang ini.
Padahal sebelum mandi tadi, ia sudah mengecek kalau di rumah neneknya sedang kosong. Tak ada siapapun.
"Hemmm, rezeki emang nggak kemana ya."
Bagaimana ini. Nira menggenggam handuknya kuat-kuat. Kali ini ia sungguh takut.
Apa yang harus dilakukannya?
***
Nira selamat ga yaaa.
Maaf lama. Lupa password weii🤣🤣
Selamat berpuasa ya untuk yang menjalankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Omku Mesum
Chick-LitWARNING 21+ Nira memiliki sebuah rahasia masa lalu yang selalu ditutup dengan rapat. Hingga tiba-tiba hadir seseorang yang secara ajaib mengetahui semua rahasia masa lalunya. Membacanya seperti buku yang terbuka.