45

25.9K 952 75
                                    

"Pak Arsen mau pesan apa? Biar saya pesankan."

"Soto daging saja."

"Ok. Tunggu sebentar ya pak."

Nira yang mendengar suara seseorang yang begitu dikenalnya, refleks langsung mencari arah suara itu.

Benar saja. Suaminya dengan begitu menyebalkan, tanpa rasa bersalah, datang ke kantin dengan seorang wanita. Si manager baru itu.

Ketika tatapan mereka bertemu pun, Arsen terlihat biasa saja. Malah seperti disengaja, meja yang diambil pun malah tak jauh dari tempat Nira duduk. Membuat mereka duduk berhadapan. Hanya terpisah oleh meja.

Nafsu makan Nira seketika langsung menghilang.

"Maaf ya pak, agak lama. Antriannya panjang." Wanita itu langsung duduk membelakangi Nira yang terus terusan menatap arsen dengan wajah kesalnya.

"Di kantin ini memang yang paling terkenal ya soto dagingnya."

"Wuah, iyakah. Harusnya saya juga mencobanya ya. Tapi sayang, saya lagi diet. Nantilah kapan kapan kalau kita makan bareng lagi saya mau mencobanya."

"Dih, apa apaan. Ngode biar ada makan bareng selanjutnya. Ganjen banget jadi cewek," dumel Nira semakin kesal.

"Duh, mbak sayang. Maaf ya. Pasti lama banget nunggu. Ini pesanannya."

"Lihat saja. Aku juga bisa bikin suamiku panas," ucap Nira dalam hati. Ia baru ingat kalau ada Elang bersamanya.

"Nggak papa. Makasih ya."

"Apapun untukmu."

Walau nafsu makannya sudah hilang, Nira memaksakan diri untuk tetap menyuap. Bagaimana pun tubuhnya perlu asupan makanan untuk ngomelin Arsen nanti sepulang bekerja. Enak saja dekat dekat dengan wanita cantik. Kan dirinya jadi insekyur.

"Menurut mbak pekerjaan saya tadi gimana?"

"Lumayan cepet tanggap sih kamu. Jadi nggak sulit sulit amat ngajarin."

"Wuah, iyakah? Saya kan aslinya emang pintar. Jadi kalau diajarin pasti cepet nangkepnya."

"Baguslah."

"Jadi anak anak kita juga pasti bakal pintar pintar. Gen bapaknya kan sepintar ini."

"Uhuukkk!" Nira langsung tersedak mendengar ucapan elang. Mana kuah sotonya pedas dan panas. Matanya sampai berair menahan pedih.

"Duh, minum minum." Elang menyodorkan gelas minuman es teh manisnya, yang langsung dihabiskan Nira dengan sekali teguk.

Gila. Sakit banget tenggorokannya.

"Loh, Pak. Mau kemana? Makanannya Lom datang loh?"

Suara kursi yang digeser dan teriakan wanita itu, membuat Nira menoleh ke tempat Arsen duduk. Lelaki itu sudah pergi, meninggalkan si manager wanita dengan wajah kesalnya.

Duh, gawat.

***

Sampai pukul sepuluh malam, Arsen masih belum terlihat tanda untuk pulang. Biasanya jam delapan pun Arsen sudah di rumah. Nira coba hubungi nomor teleponnya pun malah tidak aktif.

Kemana lelaki itu. Nira jadi khawatir takut terjadi sesuatu.

"Orang tuh kalau mau pulang telat, atau kemana dulu, ngomong kek. Kabarin binik di rumah. Kalau begini kan aku jadi cemas," dumel Nira dengan kesalnya. Seharian ini suaminya selalu sukses membuat moodnya naik turun. Membuat Nira jadi uring uringan. Hal hal sepele pun selalu sukses memicu emosinya naik.

Eh tunggu. Nira langsung melirik tanggalan yang tertempel di dinding. Sepertinya ia telat bulan ini.

***

Nahhh loh apaaan tuhhh.

Hehhehe. Maafkan selalu telat update. Terlalu banyak mikirin beban hidup.😌😌😌😌

Omku MesumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang