"Berhenti di depan ya, Pak," ucap Nira seraya celingukan melihat keadaan sekitar. Dirinya takut bertemu dengan fans garis kerasnya Pak Arsen. Bisa dalam bahaya hidupnya.
"Emang saya supir angkot. Berhenti di parkiran bareng saya." Arsen mengatakan hal itu dengan raut serius. Membuat Nira yang melihatnya jadi pucat pasi.
'Mampus! Kelar hidup gue!' gumam Nira dengan panik.
"Pak, please ... Kalau saya di bully gimana? Saya nggak bisa kerja dengan tenang setelah ini."
"Nggak papa. Tinggal keluar," jawabnya enteng.
"Lah terus kebutuhan hidup saya gimana? Kuliah saya?"
"Kan nanti saya yang nanggung."
Nira semakin panik melihat ekspresi Arsen yang tenang dan tak terbantah. Kalau mode begini, dosennya takkan bisa diganggu gugat lagi setiap apapun yang terucap.
Ia meluruh di kursi jok. Kalau bisa ngilang saat situasi seperti ini, tak perlu ditawari dua kali, pasti langsung diiyakan olehnya.
Nira menatap Arsen lekat. Dari semenjak menyuruhnya masuk mobil tadi, sikap dosennya ini memang sudah aneh.
"Pak Arsen sarapan apa tadi pagi?"
Arsen menoleh, menatap Nira sejenak dengan kening mengernyit, lalu fokus lagi dengan setirnya. "Kenapa nanya gitu?"
"Sikap bapak aneh sepagian ini. Mungkin bapak salah makan sesuatu. Makanya jadi begini."
"Saya belum sarapan. Baru kopi aja."
"Kopi apa, Pak? Pasti kopi itu penyebabnya. Bapak jangan minum kopi itu lagi. Bahaya."
"Bahaya gimana?"
"Ya bahaya. Ini buktinya kan bapak sekarang. Merasa aneh nggak?"
"Kamu ngada-ngada aja. Mana ada saya jadi aneh. Kamu tuh yang aneh."
"Kok jadi saya yang aneh sih, Pak. Udah jelas Bapak yang aneh."
"Kamu yang aneh."
"Ih, bapak yang aneh."
"Kamu."
Tanpa terasa, mereka sudah sampai di basement gedung. Nira yang menyadari bahwa dirinya sudah di gedung kantor, langsung berkeringat dingin.
"Pak Arsen beneran ngajak saya ke sini. Hiks. Gimana kelanjutan hidup saya setelah ini," ucap Nira dengan lesu.
Arsen hanya mencibir dengan Kelakuan wanita di sampingnya.
"Lebay."
"Bapak belum tau sih gimana ganasnya fans bapak."
"Udah buruan turun. Sebentar lagi saya mau meeting."
"Iya iya. Sabar dong."
Nira melihat keadaan sekitar. Sepertinya sepi. Berarti aman nih.
Perlahan ia membuka pintu mobil, lalu menutupnya. Baru saja hendak melangkah, ada suara seseorang memanggilnya.
"Nira!"
Mampus! Dia ketauan!
***
Ketauan siapa nih kira kira?

KAMU SEDANG MEMBACA
Omku Mesum
ChickLitWARNING 21+ Nira memiliki sebuah rahasia masa lalu yang selalu ditutup dengan rapat. Hingga tiba-tiba hadir seseorang yang secara ajaib mengetahui semua rahasia masa lalunya. Membacanya seperti buku yang terbuka.