21

153K 3.7K 83
                                    

"Apa emang? Bapak jangan mikir aneh-aneh dih."

"Oiya?" Lelaki itu terlihat mau beranjak dari duduknya. Membuat Nira semakin kebat-kebit.

"Ehmm. Kalau nggak ada keperluan lagi, baiknya saya permisi saja." Nira langsung ngibrit, merasa horor juga melihat raut muka Arsen yang begitu.

Setelah keluar dari ruangan Arsen, Nira mengelus dada. "Pak Arsen kenapa, sih? Kok beneran aneh hari ini. Hiiii." Bulu kuduk Nira meremang mengingat semua keanehan Arsen. "Lebih baik aku jauh-jauh dari dia. Eh tapi tadi aku mau diajak kemana ya?"

"Lu, diapain tadi? Diomelin?"

Baru saja hendak duduk, Nira langsung ditanya. Melihat muka kevo kawannya itu, membuat jiwa iseng Nira bangkit.

"Iya." Nira memasang muka melas.

"Lagian sih, lu. Pake acara tidur segala. Ketauan kan ma bos."

"Ya maaf. Nggak sengaja."

"Udah kerja yang bener gih. Jangan tidur lagi."

"Iya."

Nira mengiyakan saja semua ocehan kawannya itu. Biar saja nanti wanita ini menggosip jelek tentangnya. Biar menutupi kedatangan dirinya tadi yang bersama Arsen. Jaga-jaga takut ada yang lihat. Lumayan kan untuk membantah gosip.

Memikirkan ajakan Arsen tadi, Nira jadi berpikir. Apa mungkin aman kalau nanti hanya berduaan di apartemen?

Nira langsung bergidik memikirkan yang aneh-aneh.

"Mending aku fokus kerja aja deh. Biar cepet kelar."

***

Ruangan sudah sepi. Hanya tersisa Nira yang masih berkutat dengan kerjaannya. Akhir bulan selalu membuatnya cukup sibuk.

"Kamu kenapa belum pulang? Nungguin saya?" tanya suara seseorang yang Nira kenal.

"Dih, geer. Emang saya lagi beresin kerjaan aja, Pak. Ngapain juga nungguin bapak," jawab Nira seraya matanya tetap fokus depan layar komputer.

"Halah, pake nggak mau ngaku. Udah buruan beresin. Nggak usah pake sok sibuk segala. Saya tunggu satu menit dari sekarang."

"Eh eh. Bentaran lagi, Pak. Dikit lagi kelar." Nira berusaha pasang wajah melas, agar Arsen mengasihaninya. Tinggal dua langkah lagi kerjaannya selesai. Jadi besok nggak perlu terlalu terburu.

"Sepuluh, sembilan, delapan ...."

"Iya iya. Ish ni orang."

Nira langsung save as kerjaannya. Lalu tak lama mematikan komputernya. Dengan sedikit kesal, ia berdiri, mengambil tas selempangnya.

"Ayok."

Arsen langsung berjalan tanpa menghiraukan Nira. Membuat Nira sedikit mencebik.

Gedung parkir sudah sedikit gelap. Hanya ada beberapa lampu menyala. Baru kali ini, Nira melewati parkiran. Biasanya kan ia langsung pulang naik angkutan umum. Ternyata lumayan horor kalau jalan sendirian.

"Ini kenapa pegang-pegang ujung kemeja saya?"

"Eh, maaf. Sengaja, Pak. Saya takut."

"Takut?"

"Iya. Suasananya serem."

Suara alarm kunci terdengar. Nira membuntuti Arsen hingga tiba depan mobil.

"Masuk."

Nira hanya menurut, membuka pintu mobil. Lalu duduk tanpa banyak bicara. Setidaknya ia merasa lega sudah duduk di tempat aman.

Setelah dirasa siap, Arsen langsung menjalankan mobil, meninggalkan gedung kantor.

"Kamu bisa masak apa?" tanya Arsen memecah keheningan.

"Masak air paling gampang sih, Pak," jawab Nira dengan cengiran.

"Nggak nanya tentang itu."

"Loh, tadi kan nanya bisa masak apa."

"Jawab yang bener."

"Ih, bapak nih lagi dapet ya. Sensi mulu dari pagi."

"Jawab makanya."

"Iya iya. Saya cuma bisa masak yang gampang doang. Kalau ala ala barat saya nggak bisa."

"Uhm, kalau gitu kamu masakin saya sesuatu nanti di apartemen."

"Hah, apa tuh?"

"Kamu bisanya apa? Masak sesuai yang kamu bisa saja. Sekalian saya pengen tau, masakan calon istri."

Nira mencibir. Kayak beneran jadi istri aja.

"Bahannya ada emang?"

"Kamu cek aja nanti di kulkas. Ada beberapa bahan makanan. Kamu olah seadanya saja. Sekreatif kamu."

Nira terheran. Ada apa dengan dosennya ini? Kenapa sok kayak beneran mau ngetes dirinya.

"Siap, deh."

"Sekalian saya mau tes yang lain juga."

"Tes yang lain?" Nira sedikit mengernyit dengan ucapan Arsen.

Arsen tersenyum mencurigakan.

***

Cerita ini bakal aku tamatin disini kok gaes. Cuma agak slow aja.
Yang mau baca ceritaku yang lain secara utuh, bisa melipir ke KBM app yoks.

- Diajak Nikah Brondong
- Majikan Hot
- Istriku Berubah Seksi

Omku MesumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang