Nira hanya mendelik mendengar ucapan dosennya itu. Menjadi istri lelaki ini?
O TO THE GAH! TITIK. Pake caploks tebal pokoknya.
Arsen hanya membalas dengan senyuman aneh dan Nira begitu paham jenis senyuman apa itu.
"Bila kamu tidak menurut, kamu akan mati!"
Kira-kira begitulah arti senyuman Arsen. Sehoror itu emang.
Maka dengan terpaksa Nira hanya manut saja dengan drama malam ini.
Membahagiakan orang kan dapat pahala. Apalagi membahagiakan orang tua, pasti gede pahalanya. Ye kan? Sabar Nira. Orang sabar nanti suaminya ganteng.
***
"Sepuluh alasan kenapa kamu harus mau dengan saya," ucap Arsen saat mengantar Nira pulang. Arsen mengajak Nira ke taman sebentar. Karena tak bisa menolak, tentu saja, maka ia hanya manut saja.
Malam ini sudah cukup menguras energinya. Ditambah dengan kalimat pembuka semenyebalkan itu dari dosennya.
Sebenarnya ini laki niat mau ngelamar apa mau nyulik sih? Bawaannya ancaman mulu. Huh.
"Pertama, saya tampan tentu saja. Semua wanita pasti tidak akan menolak jika saya pilih untuk dijadiin pasangan. Malah banyak yang mengharapkan itu."
Nira langsung mengangkat tangan.
"Pengajuan ditolak selama apa yang mau saya sampaikan belum beres."
Nira hanya mencibir dan terpaksa mendengarkan sampai akhir.
"Kedua, saya akan jamin hidup kamu. Semua kebutuhan kamu akan saya tanggung. Ketiga, kamu juga akan mendapat konseling gratis seumur hidup. Keempat ... udah ah. Saya capek ngomongnya. Intinya kamu tidak boleh menolak."
"Dihh, hak saya dong kalau mau nolak."
"Oh, tidak bisa. Hak kamu dicabut untuk menolak. Lagipula selama ini saya tidak pernah ditolak cewek."
"Saya kan pengecualian dari semua cewek itu. Lagian bapak capek-capek nerangin, ujungnya tetap aja saya ga punya pilihan."
"Emang."
"Trus ngapain juga kita berhenti di sini? Mending saya segera pulang. Percuma juga saya ga bisa protes."
"Hahahah. Good girl."
Nira terpana sesaat ketika melihat tawa Arsen. Ternyata lelaki ini bisa menampilkan wajah hangat juga. Tawanya terdengar menyenangkan.
Tawa Arsen hilang seketika. Ekspresi apa itu tadi. Bisa-bisa wibawanya hilang di depan gadis ini.
"Ehemm, ayo saya antar kamu pulang." Arsen bergegas berdiri lalu melangkah menuju mobilnya. Dia berharap gadis itu tidak berpikir aneh tentangnya.
Nira tersenyum simpul saat melihat ekspresi dosennya yang berubah-ubah. Tadi tertawa sekarang malu dan gengsi.
"Ck. Dasar lelaki gengsian." Nira pun mengikuti langkah dosennya yang terlihat berbeda malam ini.
Nira memandang langit malam sejenak. Terlihat pekat dengan bintang yang bertaburan. Bulan pun sedang mengintip ke arahnya.
Dia pun kembali menatap punggung tegap lelaki itu. Benarkah bersamanya hidup Nira akan menjadi lebih baik?
***
Uhuyy. Ada yang mulai tumbuh nih benih benih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Omku Mesum
ChickLitWARNING 21+ Nira memiliki sebuah rahasia masa lalu yang selalu ditutup dengan rapat. Hingga tiba-tiba hadir seseorang yang secara ajaib mengetahui semua rahasia masa lalunya. Membacanya seperti buku yang terbuka.