38

75.8K 2.1K 91
                                    

Warning 21+

***

Berdekatan dengan Nira memang membuat Arsen sedikit kalang kabut. Sesuatu dalam dirinya terkadang memang sulit untuk ditahan.

Tapi saat melihat tatapan polos itu dengan ketakutan di dalamnya membuat Arsen tak tega juga. Maka ia harus bisa menahan diri mati-matian agar jangan sampai membuat Nira takut. Salah langkah sedikit saja, akibatnya bisa cukup fatal.

Arsen merasa ia terjebak dengan permainannya sendiri. Apalagi sesuatu dibawah sana sudah tidak bisa diajak kompromi lagi.

Diluar dugaan, Nira mengecup bibirnya lalu melepasnya kembali  dengan secepat kilat. Wajah malu-malunya membuat Nira malah terlihat semakin cantik.

Arsen sungguh tak mampu menahan diri lagi.

"Bukan begitu caranya. Sini saya ajarkan."

Arsen memegang dagu Nira, lalu mulai mengecup bibir wanitanya dengan lembut. Ia berhenti sejenak untuk melihat reaksi penolakan dari Nira.

Wanita itu terdiam seperti memberikan izin, membuat Arsen lalu melanjutkan kembali aksinya.

Ia menyusuri bibir bawah Nira dengan lembut. Bergantian dari bawah keatas, begitu seterusnya. Ia memberi gigitan kecil agar Nira mau membuka mulutnya.

Berhasil. Ia menyusupkan lidahnya, mengabsen satu persatu gigi Nira. Lalu menautkan lidah mereka. Menghisapnya dengan lembut.

Erangan lembut Nira mulai terdengar, membuat Arsen semakin tak bisa menahan diri.  Tangannya mulai menyelusup ke area lain. Gundukan bukit yang terasa pas di tangannya. Lalu mulai meremasnya dengan lembut.

Awalnya tubuh Nira sedikit menegang. Sedikit kaget dengan sentuhan Arsen. Tapi entah Arsen yang pandai menyentuh titik-titik rangsangannya atau bagaimana, tubuhnya malah semakin terasa panas dan menuntut lebih.

Nira mencoba mengikuti permainan Arsen, membalas semua apa yang dilakukan Arsen padanya. Bahkan ia merasa tekanan bawah Arsen semakin keras mengenai dirinya. Dan anehnya malah membuatnya merasa keenakan.

Penasaran, ia menyentuh benda itu yang masih tertutup boxer dan memainkannya dari luar. Hal yang dilakukannya malah membuat Arsen semakin beringas menyentuhnya. Melumat bibirnya, mengulum putingnya, hingga membuat Nira semakin kewalahan menahan kenikmatan. Dan ia pun bergetar ketika merasakan sesuatu keluar dibagian intinya.

"A-aku pengen pipis..."

"Keluarin aja sayang. Jangan ditahan."

Untuk pertama kalinya ia merasa tubuhnya seperti melayang tinggi. Sebuah kenikmatan yang baru ia rasakan hingga membuat tubuhnya melemas.

Arsen kembali mencumbunya. Menyentuh titik-titik rangsangan sensitifnya yang membuat gairahnya kembali bergelora. Hanya desahan keduanya yang semakin panas yang menjadi pengantar musik di kamar itu.

Hingga Arsen menatapnya, seperti meminta izin untuk mulai memasuki bagian inti. Membuat Nira terbingung. Antara melawan rasa takut atau memenuhi sesuatu dibawah sana yang juga memang sudah menuntut lebih.

Jika menolak, rasanya ia tak tega melihat raut suaminya. Demi orang yang disayang, sepertinya rasa takut itu harus dilawan. Tidak mungkin ia akan terus hidup dalam bayang masa lalu dan mengorbankan masa depannya.

Tak perlu berpikir lebih lama, Nira pun mengangguk. Membuat Arsen akhirnya berani berbuat lebih jauh.

Untungnya kamar hotel ini kedap suara. Jadi mereka bisa bebas berekspresi.

Setelah pergulatan panas yang cukup panjang dan melelahkan, akhirnya keduanya bisa terbang ke puncak nirwana.

"Sungguh menguras tenaga. Begini ya rasanya menerobos anak gadis perawan. Melelahkan tapi nikmat. Hhhhhhh."

Omku MesumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang