"Bapak jangan aneh-aneh," ucap Nira sedikit ngeri.
Fix. Atasannya pasti sudah salah makan.
"Aneh-aneh gimana?"
"Itu maksudnya tes apa coba?"
"Emang kamu pikir apa?"
"Nggak papa."
"Kamu kali yang mikir aneh-aneh. Hayo ngaku," senyum menyebalkannya membuat Nira semakin kesal.
"Ish, memutar balikan fakta. Paling bisa emang," rutuknya.
Nira memajukan bibirnya, merasa kesal dengan tuduhan atasannya itu. Duh, kalau nanti beneran hidup bareng, semoga saja nggak bikin tensinya naik terus menerus.
Nggak kebayang seperti apa nanti, lelaki ini pasti akan selalu membuat darahnya tinggi setiap hari.
Perjalanan terasa hening. Nira merasa tubuhnya lelah seharian ini. Ditambah dinginnya AC membuat Nira semakin mengantuk. Mana disuruh masak pula nanti. Masih ada tenaga apa enggak ya nanti, pikirnya.
Sibuk berpikir membuat Nira tanpa sadar malah terlelap.
Arsen yang merasa aneh sebelahnya hening tak ada suara, menoleh sejenak. Melihat wanita itu malah tertidur, membuatnya hanya bisa menggeleng.
"Dasar pelor. Ck."
Beberapa belas menit kemudian, akhirnya mobil Arsen memasuki gedung apartemennya.
Setelah memasuki basemen dan dirasa posisi parkirnya sudah pas, mesin pun dimatikan. Ia melirik wanita di sampingnya yang ternyata masih terlelap. Wajahnya terlihat lelah sekali.
"Hei, bangun tukang tidur!" Arsen menepuk-nepuk pipi Nira. Yang ditepuk malah tak bereaksi sama sekali. Bahkan bergerak saja tidak.
"Hadeuh, niat mau ngerjain malah jadi dikerjain balik," gerutunya.
Mau tak mau, Arsen menggendong Nira hingga di kamar apartemennya. Tidak mungkin juga kan ia meninggalkan wanita ini di mobil sendirian. Kalau nanti hilang, ia juga yang bakal kerepotan. Untung saja beratnya tidak seberapa. Kalau tidak, bisa encok pinggangnya. Gendong sampai lantai 20.
Akhirnya Arsen sampai di lantai tempatnya tinggal. Ia membuka pintu kamarnya tanpa kesulitan dan langsung menuju sebelah kamar pribadinya, meletakan Nira di kamar tamu.
Dan orang yang digendong sama sekali beneran tak bergerak.
"Ngebo banget ini orang. Kayaknya mau ada gempa pun nggak bakal bangun. Ck," ucap Arsen terheran. Sungguh tak habis pikir baginya. Bisa ada orang yang tidur sengebo ini.
Arsen meninggalkan Nira di kamar sendirian. Ia pun langsung membersihkan diri. Tubuhnya sudah terasa lengket rasanya. Berendam di air hangat sepertinya enak.
Tubuhnya langsung terasa rileks setelah tetesan air mengenai kulit. Arsen berendam sejenak. Ia memejamkan mata seraya menikmati wangi aroma therapi yang menenangkan syaraf-syaraf otaknya.
Setelah berendam selama beberapa menit dengan pikiran yang lebih fresh, ia pun mulai membilas tubuhnya dari sabun hingga bersih.
Dengan handuk terlilit di pinggang, ia keluar dari kamar mandi. Arsen membuka lemari lalu mulai memilih pakaian santainya. Kaos putih dan celana selutut jadi pilihan.
Beres mandi, perutnya terasa keroncongan juga. Ia jadi bingung mau makan apa. Orang yang disuruh masak malah masih terlelap.
Arsen mulai mencari sesuatu yang bisa dimasak di kulkasnya.
Ada ayam dada fillet dan beberapa sayuran. Mungkin membuat ayam teriyaki bisa jadi pilihan.
Selang beberapa belas menit, ayam teriyaki pun sudah siap. Ditambah beberapa potong sayuran dan nasi, Arsen mulai makan sambil menonton televisi. Walau tak ada acara yang ditonton, tapi lumayan untuk mengusir sepi.
Begitulah kesehariannya kalau sudah di rumah. Biasanya stok makanan segar selalu ada. Cuma memang kali ini ia belum sempat mampir ke supermarket.
Terkadang kalau bosan masak sendiri, ia tinggal memesan K-food.
Arsen melirik kamar tamu. Masih belum ada tanda-tanda kehidupan.
"Dasar ngebo!"
***
"Nira, sini!" Suara omnya memanggil Nira yang baru saja pulang sekolah.
Tak langsung menghampiri, Nira celingukan melihat keadaan sekitar. Ia tak mengerti kenapa omnya memanggil dirinya. Rasa takut menjalar begitu saja ketika melihat suasana yang sepi.
Siang seperti ini, memang biasanya di kampung selalu sepi. Apalagi kalau musim panen. Bapak dan ibunya pun biasanya belum pulang. Sibuk ngumpulin padi yang sudah selesai dijemur, yang dimasukkan ke dalam karung.
"Om, punya uang loh." Selembar kertas warna hijau diperlihatkan di hadapan Nira.
Antara takut dan bingung, Nira mendekat.
"Kamu bisa dapat uang ini. Syaratnya kamu cukup tiduran aja dan menikmati. Ayok."
Tanpa sempat mengelak, tangan Nira digenggam, lalu ditarik paksa memasuki rumah Nenek.
"Nggak akan sakit kok. Kayak waktu itu juga enakkan?"
Keringat mulai bercucuran. Nira mulai merasa takut. Ia jadi menyesali kenapa tadi tak lari saja dan masuk rumah. Sayangnya apa yang dipikirkannya itu sudah terlambat.
Dan untuk melepaskan diri, tangannya begitu sulit untuk dilepas.
"Sini lepas tasnya." Seperti kerbau dicocok hidung, Nira menurut.
Omnya mulai membuka satu persatu kancing baju Nira. Ia tak bisa melawan, tangan besarnya begitu kuat.
"Ini indah sekali ..." Tatapan lapar omnya membuat Nira semakin ketakutan. Apalagi saat tangan omnya mulai meraba bagian bawah sensitivenya.
"Jangan, om ... Jangan!"
"Hei, ngebo. Bangun!!" Tepukan keras di pipi, mengembalikan kesadaran Nira. Ia melihat seseorang sedang berada di atasnya dengan tatapan aneh.
Nira pun berteriak. "Kenapa saya ada di sini? Saya dimana ini? Bapak mau ngapain saya!" Nira langsung menangis histeris.
"Hei, kamu kenapa? Habis mimpi buruk? Nira, hei sadar."
Melihat Nira yang tak jua tenang, Arsen akhirnya memeluk Nira dengan kuat. "Tenanglah. Kamu cuma mimpi. Tenang. Kamu sudah aman."
Gerakan Nira yang memberontak, semakin lama semakin melemah. Ia pun pasrah dalam pelukan Arsen.
"Kamu mimpi apa? Baru saja saya mau tidur, malah denger kamu teriak-teriak."
Nira hanya mampu terisak dalam dekapan Arsen. Ia pun merasa heran. Kenapa jadi mulai sering bermimpi tentang masa lalunya lagi. Ada apa? Apa yang terjadi dengan dirinya.
"Takuuutt. Hiks."
"Kamu sudah aman. Jangan takut ya."
Arsen jadi merasa kasihan melihat kondisi Nira. Baru kali ini ia melihat wanita yang biasanya galak ini berada dalam titik terendahnya.
Isak tangis Nira sudah mereda. Arsen mengusap air matanya dengan perlahan.
Nira baru tersadar bila dirinya sekarang sedang berada sedekat ini dengan atasannya.
'Duh, jadi malu. Gimana caranya aku keluar dari situasi ini.'
Tanpa sadar keduanya saling bertatapan, hingga Arsen sudah mengikis jarak mereka ...
***
Agak panjang nih😂😂 hehhe
Heh itu Arsen kok nakal.😒
Mau ngapain hayokCerita ini emang slow update yak. Harap maklum. Atau mau seminggu sekali? Ingetin yak. Gedor gedor aja. Aku suka bablas emang lupanya😂
Udah mampir belum di cerbung aku yang lain di KBM app?
Yang mau baca lengkap cerbungku yang lain ada di sana ya.-Majikan Hot
-Istriku berubah seksi
-misteri kampung Mistis
-diajak nikah brondong
-calon besanku ternyata suamiku sendiri (new)

KAMU SEDANG MEMBACA
Omku Mesum
ChickLitWARNING 21+ Nira memiliki sebuah rahasia masa lalu yang selalu ditutup dengan rapat. Hingga tiba-tiba hadir seseorang yang secara ajaib mengetahui semua rahasia masa lalunya. Membacanya seperti buku yang terbuka.