"Arsenn!! Apa yang sedang kamu lakukan!"
Terlambat sudah. Arsen yang sedang berusaha melepaskan diri dari pelukan Nira, jadi terdiam ketika mendengar suara maminya. Lagian gadis ini, ngebelitnya sudah seperti ular piton. Susah sekali dilepaskan.
Lihat saja. Gadis ini masih tak terusik dengan suara menggelegar maminya.
"Mih, ini tidak seperti yang mami pikirkan. Arsen bisa jelaskan," ucap Arsen sedikit panik. Arsen mencoba lagi melepaskan pelukan Nira, tapi wanita ini malah semakin membelitnya.
"Apa yang mau kamu jelaskan? Semuanya sudah jelas begitu." Maminya sudah berdiri di hadapan Arsen dengan tangan di pinggang. Ditambah tatapan yang semakin garang.
"Tapi kan yang terlihat belum tentu benar."
"Ngeles aja kamu. Mami nggak mau tau. Pernikahan kamu dipercepat Minggu depan pokoknya. Nggak ada penolakan atau alasan apapun. Mami nggak mau ya kamu sampe merusak anak orang. Wong tinggal bilang kalau mau nikah lebih cepat aja kok susah. Pasti mami kabulkan kok. Nggak usah begini juga. Mami nggak pernah mengajarkan kamu jadi lelaki nakal seperti ini."
Ocehan maminya hanya bisa Arsen telan bulat-bulat. Pasrah dengan semua tuduhan sang mami. Mau mengelak pun percuma. Nggak bakal dipercaya. Dan ajaibnya, Nira masih tetap tertidur pulas, tidak terlihat terganggu sedikitpun.
'Dasar ngebo,' umpat Arsen dalam hati.
***
Nira merasa nyaman sekali, saat tangannya memeluk guling yang wangi dan ... Sedikit keras. Tapi tetap membuatnya nyaman. Belum pernah ia tidur senyaman ini.
Lamat-lamat, ia seperti mendengar suara seperti ocehan masuk gendang telinganya. Semula ia tak mengindahkan. Tapi lama kelamaan suara itu membuatnya dengan perlahan membuka mata.
Yang pertama kali dilihatnya adalah seperti dada bidang seseorang. Lalu matanya mulai memindai ke atas.
Eh, dada bidang?
Sedikit takut, Nira menengadah ke atas, dan senyuman kecil nan menakutkan itu pun terlihat.
"Sudah bangun Nona Ngebo?"
Refleks, Nira langsung menggeser tubuhnya, hingga terbentur sofa. "Aduhh!"
Beruntung dirinya tidak begitu keras mundur. Kalau tidak, pasti lumayan juga punggungnya kena kaki sofa.
"Kok, Pak Arsen ada di sini? Pasti habis ngapa-ngapain saya ya? Hayo ngaku?" Nira langsung menyilang kan kedua tangannya di dada, lalu melihat kondisi bajunya yang syukurnya masih utuh terpakai. Ia pun menghela napas lega. Syukur deh bajunya masih aman.
"Heh! Yang ada tuh kamu yang meluk-meluk saya. Emang saya lelaki apaan. Sembarangan nyentuh-nyentuh saya. Mana ngebelitnya udah kayak ular piton aja. Susah banget dilepas," ucap Arsen tak mau kalah.
"Halah, bapak boong. Pasti ngeles doang kan?" Nira masih memandang Arsen dengan seksama. Takutnya ucapan lelaki itu tak bisa dipercaya. Kapan juga dirinya menarik lelaki itu lalu memeluknya begitu saja? Pasti ngada-ngada doang. Huh. Fitnah saja bisanya.
Arsen menghela napas panjang. Berdebat dengan wanita ini rasanya tidak akan pernah ada ujungnya. Persis seperti sang mami. Nggak bakal mau kalah.
Arsen akhirnya bangkit dari rebahannya. Lebih baik ia bersiap untuk bekerja. Meladeni wanita ini tidak akan ada habisnya.
"Arsen, kamu mau kemana?"
Gelegar suara seseorang, membuatnya teringat bahwa masalahnya belum selesai sampai disini.
"Arsen mau bersiap, Mih. Bentar lagi ada meeting." Arsen menoleh menatap sang mami yang berdiri tak jauh dari dapur.
"Nggak ada alasan apapun. Hari ini harus kelar semuanya. Kalian harus mami sidang."
Arsen melirik Nira yang wajahnya terlihat syok saat melihat sang mami. Mukanya terlihat memerah dengan bibir berkerut lucu. Entah mengapa melihat muka panik gadis di hadapannya, membuatnya jadi ingin tertawa.
"Mami sudah melihat kalender. Dan Minggu depan adalah tanggal yang pas untuk kalian menikah. Tidak usah mikirin gedung dan lain-lain. Biar semua mami yang handle, pokoknya tanggal dimajukan dari tanggal sebelumnya. Kalian tau beres saja," terang sang mami panjang lebar.
Nira jadi terbengong mendengar ucapan wanita paruh baya yang bakal disebutnya calon mertua itu. Kenapa bisa pernikahannya mendadak dimajukan? Ada apa ini? Pikirannya terus berkecamuk bingung.
"Tu-tunggu ... Tante. Ini ada apa? Kok semuanya serba mendadak gini?"
"Sudah kamu tenang saja. Anak Tante akan bertanggungjawab. Enak saja dia nyentuh-nyentuh anak gadis orang gitu aja, mana belum halal pula. Pokoknya Tante akan pastikan semua berjalan sesuai rencana," kedip sang mami, membuat Nira semakin bingung.
Sebenarnya ini ada apa?
***
Maafin lama. Tiap mau ngetik ada aja halangannya. Yang habis kuota lah, yang lupa lah, yang ini lah itu lah.🙈🙈
Yang mau baca kelanjutan cerita yang lain, berkunjung ke KBM app ya.
- majikan hot
- diajak nikah brondong
- aku berubah seksi
- sugar Baby
Dll

KAMU SEDANG MEMBACA
Omku Mesum
ChickLitWARNING 21+ Nira memiliki sebuah rahasia masa lalu yang selalu ditutup dengan rapat. Hingga tiba-tiba hadir seseorang yang secara ajaib mengetahui semua rahasia masa lalunya. Membacanya seperti buku yang terbuka.