8

391K 6.2K 94
                                    

"Eh, Pak Arsen. Kok makin ganteng aja sih. Baru beres ngajar ya, Pak?" tanya Nina, dosen bahasa Inggris, dengan sedikit gerakan sensual.

Mis yang satu ini pun tak henti mencari perhatiannya. Seorang janda yang sudah dua tahun dicerai suaminya untuk menikah lagi dengan seorang gadis belia. Katanya sih karena Mis Nina belum bisa memberikan anak di tahun ketiga pernikahan mereka. Hanya di awal saja wanita itu bersedih, selebihnya penampilan yang tadinya biasa, sekarang jadi sedikit berlebihan. Apalagi tanpa malu sering menggoda Arsen dengan terang-terangan. Membuat Arsen sedikit bergidik jika bertemu dengan wanita ini.

Jangan tanya kenapa Arsen bisa mengetahuinya, jika selama berminggu-minggu gosip yang dibahas hanya itu terus. Membuat Arsen sampai jengah mendengarnya.

"Iya, Mis. Saya permisi duluan ya." Arsen hanya menjawab singkat, lalu memasuki ruangannya kembali selepas mengajar. Selain sebagai dosen, dia juga terpilih sebagai ketua prodi jurusan manajemen. Padahal banyak senior yang lebih bagus darinya, tapi entah mengapa malah dirinya yang terpilih.

Setiap hari ada saja mahasiswi yang datang kepadanya. Menanyakan hal sepele pula. Membuat Arsen hanya bisa geleng kepala dengan tingkah absurd mereka.

Baru saja mendudukan diri di kursi kebesarannya, sebuah pesan chat masuk di ponselnya.

[Kali ini kamu tidak boleh menolak undangan makan malam dari Mama lagi Arsen. Cewek ini seorang model ternama. Susah sekali mendapat jadwal fee darinya.]

Arsen memijit pelipisnya dengan kesal. Mamanya selalu saja sibuk mencarikan wanita untuknya.

[Y.]

[Haiss, anak ini. Balasnya keterlaluan sekali singkatnya. Jangan iya doang. Awas kalau kamu mangkir lagi.]

[Lagian mama sibuk amat sih nyariin wanita untuk Arsen.]

[Kamu tuh udah usia matang untuk menikah. Ini malah masih anteung aja jomblo. Pusing mama mikirin kamu.]

[Yaelah, nanti juga tau tau Arsen bawain cewek untuk menantu.]

[Yaudah mana buruan bawa sini. Mama nggak sabar pengen nimang cucu.]

Arsen menutup chat dan mengabaikan chat dari mamanya yang masih beruntun. Mulai ceramah deh pasti. Usianya baru masuk ke angka tiga, tapi sang mama sudah seperti kebakaran jenggot. Memang semudah itu apa nyari wanita untuk jadi istri. Lagipula menyembuhkan luka tak semudah itu ...

Mendadak bayangan Nira melintas. Si gadis polos itu ... apa dia saja yang dijadikan istri? Gadis itu terlihat tidak terlalu aneh tingkahnya, sederhana juga. Masalah cinta, rasanya mereka berdua tidak terlalu membutuhkannya. Mungkin dengan begini dia akan terbebas dengan rengekan sang mama.

Sepertinya itu ide yang bagus.

***

Aih, bakal diterima Nira ga ya kira-kira?

Omku MesumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang