46

25.5K 758 34
                                    

Suara bunyi kunci yang ditekan dari luar, membuat Nira akhirnya bisa bernapas lega. Itu pasti suaminya yang pulang.

Jam sepuluh. Kemana saja coba? Makanan yang sudah capek ia masak pun sudah kepalang dingin. Pun dirinya sudah tak berselera untuk makan malam.

Menahan kesal, Nira langsung masuk ke kamar, lalu menyembunyikan diri dengan menutupi seluruh tubuhnya dibawah selimut tebalnya. Ia butuh mengademkan kepala yang sudah mengebul sedari tadi.

Pernikahan memang tidak sesimple itu. Menyatukan dua pikiran menjadi satu, sudah pasti sulit. Akan selalu ada bentrokan, ketidakcocokan, dalam hal apapun itu.

Nira merasa emosi dirinya memang belum stabil. Masih meletup-letup. Masih mending ia mendapat lelaki yang sudah sedikit paham tentang wanita. Kalau sama sama masih egois, entah akan seperti apa rumah tangga yang dibangunnya. Cekcok terus kayaknya. Ketika keduanya tidak mau saling mengalah.

Nira tidak mau berburuk sangka dengan Arsen dengan apa yang dilakukannya malam ini, yang entah kemana. Dirinya akan mencoba berpikir positif untuk semua yang dilakukan suaminya. Terlalu banyak prasangka jelek pun, itu sungguh tak baik untuk kondisi kesehatannya. Makanya untuk sementara ia akan mendiamkan Arsen. Biarkan lelaki itu sendiri yang bercerita, itu pun kalau memang mau bercerita. Kalau tidak, ya sudahlah. Capek juga ternyata dengan segala pikiran pikiran buruk yang menghantui.

Suara pintu kamar yang terbuka, aroma suaminya yang begitu Nira kenal, lalu tak lama, suara air di kamar mandi mulai terdengar. Nira masih terdiam dan berusaha bernafas dengan setenang mungkin untuk meredakan luapan kekesalannya.

Mau sekesal apapun, nyatanya rasa kasihnya lebih besar dari apapun. Tidak tega juga jika baru pulang, ia langsung mengajak ribut suaminya.

Lelah dengan pikirannya sendiri, tanpa di sadari, Nira pun terlelap ke alam mimpi.

***

Nira terbangun ketika dirinya merasa kegelian. Setengah sadar, ia melihat Arsen sedang mencumbu tubuh area inti bawahnya. Dan ia pun baru sadar jika tubuhnya sudah tanpa sehelai benangpun.

"Aahhhhh." Nafsu Nira langsung terbangkitkan dengan semua sentuhan sentuhan Arsen di seluruh tubuhnya.

Arsen yang melihat istrinya sudah terbangun, semakin gencar menyentuh titik titik sensitifnya. Desahan Nira semakin tak terbendung. Menginginkan Arsen untuk segera melakukan penyatuan.

"Kamu harus tau, bahwa semua tubuh ini adalah milikku ...," bisik Arsen di telinga Nira, lalu menggigitnya dengan lembut.

Arsen langsung melahap bibir Nira yang terbuka. Menghisapnya sampai puas, mengabsen bibir atas dan bawah. Membelit lidah mereka, sampai Nira kehabisan napas.

Ia berpindah ke tulang selangka, dengan tangan yang meremas buah dada yang terlihat mengencang. Dengan tak sabar ia pun mengulum putingnya dengan lembut dan menghisap area sekitarnya sehingga menimbulkan banyak kemerahan.

Mata Nira semakin berkabut, menatap arsen dengan penuh permohonan untuk segera memasukinya. Tapi lelaki itu masih ingin bermain main sebentar. Membuat Nira semakin frustasi.

Ternyata api cemburu membuat malam keduanya malah semakin panas menggelora.

Nira sampai harus melayani Arsen sampai subuh menjelang. Mendadak lelaki itu menjadi lelaki kuat dan seperti tak pernah terpuaskan. Malam ini menjadi malam terhebat dan terpanas yang pernah Nira rasakan.

***

"Kita jalan jalan yuk. Kamu mau kemana?" tanya Arsen dengan lembut. Posisi tangannya menjadi bantalan agar ia bisa memeluk istrinya dengan lebih erat. Sesekali ia mengecup rambut Nira yang beraroma strawberry.

Keduanya masih dibawah selimut setelah terakhir percintaan panas mereka.

"Maksudnya jalan jalan ke mana? Ke mall? Nggak ah. Capek."

"Bukan. Jalan jalan ke Eropa, Cappadocia seperti yang pernah viral itu, atau kemanapun tempat yang ingin kamu kunjungi?"

Nira memandang Arsen dengan kebingungan. "Tumben. Emang nggak kerja?"

"Saya baru menyadari sesuatu."

"Apa?"

"Semenjak kita menikah, saya belum pernah bawa istri honeymoon. Atau jalan jalan ke suatu tempat yang romantis. Pasti kamu bete kan?"

"Hemmm, nggak sih. Punya suami super sibuk ya resiko kalau waktunya agak kurang."

Arsen menggesekkan hidung mereka dengan gemas. "Terimakasih ya atas pengertiannya. Yasudah. Pikirkan sekarang. Kamu mau ke mana?"

"Ke mana ya."

"Emang kamu nggak punya tempat impian yang ingin sekali kamu kunjungi?"

Mendapat pertanyaan seperti itu, Nira hanya bisa terdiam.

Negara yang ingin dikunjungi? Ke mana ya...

***

Ditanya gitu aja bingung Nir. Kalau kalian punya impian ingin ke negara mana aja nih?

Betewe, aku mau ngasih info, aku lagi Adain flash sale. Ngabisin stok novel yang tersisa. Mulai dari 50k. Ambil banyak bisa ditambahin lagi diskonnya. Plus subsidi ongkir. Cuplikan novelnya tingga baca aja per judulnya ya, ada semua.

Wa ke sini ya. 082111769643

- Misteri Kampung Mistis
- Cinta Wanita Biasa
- Meraih kunci surga
- (Bukan) istri impian
- Istriku berubah seksi
- Cinta Terlarang
- Sugar Baby

Sama satu lagi. Aku lagi ikutan lomba nulis nih. Ramein dung. Mampir. Biar aku semangat. Udah bab 9. Yang aku ss udah lama

 Yang aku ss udah lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Omku MesumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang