6

438K 6.9K 292
                                    

"Kemana ya si pak dosen. Biasanya jam segini udah hadir." Nira celingukan mencari sosok yang dulu selalu dihindarinya tapi kini malah harus terus bersinggungan dengan lelaki itu.

Takdir memang kadang selucu itu.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya sosok yang Nira tunggu nongol juga.

Lelaki itu selalu muncul dengan tampang dinginnya, tanpa senyuman apalagi kehangatan. Pagi ini, pak dosen memakai kemeja hitam dengan celana jeans hitam lengkap dengan sepatu pentopel hitam. Kenapa semua serba hitam? Pikir Nira bingung. Tapi kalau mau diakui pakaian seperti itu malah membuat Arsen semakin karismatik.

Nira segera berlari dan menuju ke arah Pak dosen. "Pak, saya ingin bertanya sesuatu. Bisa?" tanya Nira dengan harap cemas.

Pak dosen memandang Nira, lalu melirik arloji ditangannya. "Kamu punya waktu lima menit."

"Ish, sebentar banget. Yadeh. Lima menit. Tapi jangan disini. Di ruangan Bapak aja."

"Baiklah. Lima menit dimulai dari sekarang."

"Haishh, nih orang. Masa saya ngomong di sini sih, Pak. Kan ga mungkin."

Tanpa kata pak dosen berjalan mendahului Nira yang sedang kebingungan. Nira sempat celingukan melirik sekeliling. Suasana area kampus untungnya belum begitu ramai. Hanya saja beberapa mahasiswi tampak melirik ke arah pak dosen dan Nira. Ia pun mencoba mengabaikan lalu langsung mengekori pak dosen dari belakang. Semoga saja tidak ada yang berpikiran macam-macam tentangnya. Walau tentu saja itu mustahil.

Arsen adalah sosok yang digilai para mahasiswi. Single, mapan, tampan. Sikapnya yang cuek membuat hati para gadis semakin mengagumi sosoknya. Banyak dari mereka yang mengharap jadi kekasihnya. Bahkan jadi simpanan pun rela. Hanya saja lelaki yang banyak penggemarnya itu tak pernah memanfaatkan popularitasnya untuk menggaet para gadis. Hingga ada rumor bahwa lelaki itu gay. Kabar yang dihembuskan oleh mereka yang sakit hati cintanya tertolak. Dan tentu saja Arsen tak pernah menanggapi rumor apapun yang terkait dirinya. Waktunya terlalu berharga untuk mengurus hal yang tidak penting.

Setelah sampai di ruangan, Nira segera menutup pintu lalu duduk di depan meja kerja Arsen tanpa disuruh. Membuat lelaki itu berdecak kesal.

"Saya semalam mimpi, Pak. Tentang masa lalu. Saya ingat bagaimana dulu om saya memperlakukan saya sewaktu kecil. Dan saat ini saya merasa bimbang. Apakah saya masih perawan apa tidak ..."

"Maksud kamu? Memang kalian sudah pernah berhubungan badan?"

"Ya nggak gitu juga sih. Hanya ... Eummm."

"Hanya?"

"Pernah dimasukin jari ..." Muka Nira memerah. Sebenarnya ia malu. Tapi rasa penasaran mengalahkan malu. Ia sungguh takut kehilangan keperawanan. Apa yang nanti akan dikatakan kepada suaminya kelak bila itu sampai terjadi? Sungguh tak terbayangkan. "Apa kalau dimasukin jari, keperawanan saya bisa hilang, Pak?"

Arsen terdiam dengan pertanyaan wanita polos dihadapannya. "Selaput dara itu memang tipis dan mudah robek bahkan bila kamu hanya terjatuh dari sepeda atau kecelakaan lainnya yang terjadi di area situ. Jadi kalau tidak berhubungan ya mana mungkin keperawanan kamu bisa hilang."

"Benarkah, Pak? Saya hanya takut saja kalau nanti suami masa depan saya menanyakan ketika saya tidak keluar darah saat malam pertama, pasti mengira kalau saya sudah tak perawan ..."

"Itu sih hanya lelaki yang berpikiran kolot saja. Tidak semua akan keluar darah saat pertama kali berhubungan. Ada juga kok yang tidak keluar."

"Gitu ya, Pak. Berarti saya masih perawan kan?" tanya Nira dengan mata berbinar. Membuat Arsen sempat terpaku menatap mata gemintang Nira.

"Ehmm ... mana saya tau," jawab Arsen sedikit kikuk. Percakapan macam apa ini. Membuat dirinya gerah saja.

"Tadi kata Pak Arsen ..."

"Emang saya udah nyobain bisa ngomong gitu," ucap Arsen sedikit kesal. Hingga mendadak terlintas pikiran konyol dibenaknya. "Atau ... kamu mau saya nyobain terlebih dahulu? Supaya saya tau kamu perawan apa tidak?" seringainya dengan raut jahil.

"A-apa?"

***

Maaf ya lama update. Sempat hiatus. Semoga idenya lancar untuk meneruskan cerita ini.

Makasih yang masih menunggu cerita ini. 😁

Omku MesumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang