01. - Dendam

40.5K 1.4K 63
                                    

Happy Reading 🤞🏻

~•~

"Kamu bilang mau full 24 jam sama aku, tapi tadi aja aku gak dijemput buat pergi bareng," ujar gadis berabut kecoklatan cemberut sambil menggandeng erat lengan Everest.

Everest tersenyum miring. "of course, tadi gue lupa, sorry, but this day special for you." Everest berkata sambil mengelus lengan putih mulus Grace.

"Habis pulang sekolah, harus full time sama aku, gak mau tau!" ujar Grace manja sambil memanyunkan bibirnya.

"Iya. Balik ke kelas lo ya? Gue ada urusan sama temen-temen gue," ujar Everest sambil mengarahkan matanya pada teman tamannya yang sedari tadi hanya bisa menatap Everest dan Grace bermesraan.

"Tapi anterin ke kelas," manjanya lagi.

"Grace, Disitu ada temen lo. Gak usah menye-menye. Gue ada urusan." ujar Everest dengan nada ketus yang kurang enak didengar.

Cowok itu sangat membenci hal yang terlalu bertele-tele.

Grace yang melihat mood Everest mulai memburuk hanya bisa menuruti, dia tidak ingin menambah masalah. "Oke sayang, have fun ya, love you."

Melihat Grace yang beranjak menjauh, membuat Diaz berani berbicara. "Dia tahan juga ya sama lo, padahal udah sering mergokin lo sama cewek lain,"

Everest menaikkan bahunya acuh. "Cuma jalan, yang penting gak selingkuh."

"Buat gue, cewek cuma buat tempat mengisi, sebatas itu." katanya lagi.

"Kasian, Rest. Mending untuk gue," ujar Ghifar bercanda lalu terkekeh.

Everest hanya tertawa singkat.

"Karma nyata, Rest." ujar Zidan mengingatkan.

"Dia yang minta digitu-in. Dia bisa lepas gue enggak ngelarang." jawab Everest kalem.

"Tapi apa? Dia yang memilih disakiti, gue sama sekali gak maksa. Dia yang milih menetap, walau tau itu sakit. Salah gue dimana, Bro?" sambung cowok itu.

🦋🦋

Tampak keributan di lapangan SMA Langit. Siapa lagi yang bisa membuat keributan besar yang banyak mengundang perhatian selain Everest dan Zaki. Everest sang ketua taekwondo dan Zaki sebagai ketua basket.

Tiga kancing seragam Everest tampak terlepas dan keringat yang terus bercucur di pelipis Everest. Cowok itu sangat mengamuk sekarang.

Everest menarik kerah seragam Zaki. "Coba ulang omongan lo tadi, bangsat!" marah Everest seperti sedang kesurupan.

"Lo anak manja yang cuma bisa ngabisin duit orang tua!" ulang Zaki lantang sambil berusaha melepaskan diri dari Everest.

"Sekali anjing ya tetep anjing! Gak tau diri lo, sialan!" ujar Everest mendorong Zaki sampai terjatuh setelah itu dengan bringasnya Everest meludahi Zaki lalu menghajarnya lagi.

Tampak sorakan ricuh dari murid yang menyaksikan. Bukan hanya dari kalangan perempuan, kalangan laki-laki pun juga begitu. Mereka hanya menyaksikan, untuk memisahkan mana ada yang berani, bisa mereka yang malah dijadikan objek sasaran.

Zaki tampak sangat kewalahan menangani Everest. Sudut bibirnya sudah berdarah dan ujung matanya yang membiru karena tonjokkan keras Everest.

"Anjing. Anjing. Anjing." umpat Everest sambil terus menghajar Zaki.

Zaki mencoba bangun tetapi Everest terus mengukungnya.

Kemampuan Zaki saat Shooting, Drible, ataupun Passing tentu saja tidak dapat digunakan disaat seperti ini.

EVERESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang