08. - His Accident & His Anger

17.5K 910 11
                                    

jangan lupa vote ya..
appreciate the work you read

~•~

Pertandingan itu selesai tanpa ada pemenang. Skor terakhir memang tim Everest yang unggul. Namun, tetap saja itu belum hasil final. Pertandingan itu diadakan secara pribadi bukan dari ajang sekolah, itulah sebabnya Zaki bisa meninggalkan pertandingan dengan seenaknya.

🦋🦋

Embun sedang membuat tugas diiringi lagu Weeekly –  After School, membuat gadis itu sangat bersemangat.

beolsseo jeogi orenjibit haneuri

jiteojineun geol

eoseo meomusgeoridagan

geumse eoduwojil geol

urin seukeiteubodeu wiro

machi chumeul chudeut bareul gulleo

baram geu saireul garojilleo

yeogijeogi meolli ajuaju meolli

jeo kkeutkkaji

Lagu itu seketika terganti dengan dering panggilan masuk.

Pelangi, gadis itu menelphone-nya.

"Hallooo spadaa," Sapa Pelangi ketika panggilan diangkat oleh Embun.

Embun memdengar suara bising, sepertinya Pelangi sedang berada dalam keramaian.

"Lo dimana?" tanya Embun penasaran.

"Gue lagi nonton racing. Sini yuk, satu jam-an lagi mulai kayaknya. We have fun here!" ujar Pelangi antusias.

"Enggak ah, gue mau nugas, ini gue lagi bikin resensi,"

"Elah, tugas dikumpul tiga hari lagi. Rajin amat,"

"Udahla lo ngajak gak bener, gue tutup ya?"

"Bentar, kesini Bun, ayolah. Ada Zaki," Pelangi sedang mengejek Embun sebenarnya.

"Zaki?" Embun tidak bisa menampik bahwa ia merindukan cowok itu.

Embun berpikir, apa ia akan dicurigai jika menonton Zaki?

Tapi... Ini hanya sekedar menonton.

Lagi pula timingnya sangat tepat, Embun bisa menonton dan memperhatikan Zaki sepuasnya, tanpa pengawasan Everest.

Embun tau dulu Zaki memang sering mengikuti balap liar. Embun hanya mendukung. Embun sudah coba untuk menghentikan karena itu berbahaya, namun Zaki tetep kukuh, dan sudah diluar kapasitas Embun atas itu.

"Kalo lo mau, gue suruh Cahaya jemput lo. Dia disini juga, bareng gue, ayolah refreshing."

Tanpa menunggu lama Embun langsung menjawab. "Oke, gue tunggu."

🦋🦋

Deru motor, lampu temaram dan berkelap kelip, para wanita berpakaian minim, dan bising suara pendukung menyambut Embun yang sudah beradi di arena.

"Pelangi mana, Ya?" tanya Embun pada Cahaya.

"Di deket Pole, ayo kesana," jawab Cahaya. Mereka baru selesai memakirkan mobil milik Cahaya.

"Rinai ikut?"

"Mana mungkin, impossible. Lo aja mau kalo cuma Zaki kan yang ikut?" tanya Cahaya membuat Embun memperhatikan gadis itu. "Tapi sekarang, udah jadi mantan lo tetep liat dia gitu? Bun, ada apa sih ini? Lo sekarang sudah penuh dengan rahasia."

EVERESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang