37. - Something

12.6K 667 58
                                    

lama ya?

maaf, gak tau kenapa isi otakku mendadak stuck disini-sini aja

but now, it continues for you guys 💋💓

~•~

Terhitung sudah satu minggu kepergian Zaki. Abas belum melakukan tindakan apapun mengenai kecelakaan yang menimpa putranya— hal itu jugalah yang membuat Sarah geram dan sedikit sensitif terhadap Abas.

"Aku mau tau penyebab Zaki kecelakaan, hanya itu," Sarah terus menuntut Abas dari beberapa hari yang lalu. Ia menginginkan keadilan.

Abas pusing dibuatnya. "Sarah, dengarkan saya! Saya pasti akan memberikan yang terbaik," yakin Abas.

Dan yang tidak menyakitkan siapapun. Sambung lelaki paruh baya itu dalam hati.

Ia harus memikirkan hal ini matang-matang dengan perspektif yang dewasa dan cerdas. Ia tidak bisa asal mempercayai atau membuat keputusan.

"Aku minta secepatnya," kekeuh Sarah.

"Ikut saya ke family meeting room sekarang," Abas berbicara pada Sarah.

"Gardi, tolong panggil Everest dan Rizan. Minta mereka untuk datang ke family meeting room. Now!" Abas dengan gagah memerintah salah satu bawahannya yang berdiri menjaga.

🦋🦋

Everest masuk ke ruangan bersama Rizan— orang kepercayaan Abas.

Everest dan Rizan disambut Sarah dan Abas yang sudah menunggu mereka sedari tadi.

Area dan suasana private menambah ketegangan dan keseriusan ruang remang dan sepi itu.

Diantara Abas, Sarah, Rizan dan Everest belum ada yang membuka suara. Everest dibuat tegang oleh semua ini.

"Ada apa?" tanya Everest akhirnya. Cowok itu sangat heran dan penasaran.

"We need an investigation into Zaki's case," Abas membuka pembicaraan dengan serius.

Everest memelototkan matanya. "Penyelidikan? Pa! Papa tau kalo—"

"Shut up, Everest! Kita orang berpendidikan!"

"Tau apa? Ada sesuatu?" tanya Sarah pada Everest begitu mendengar hal yang mengganjal.

Everest hanya diam sambil menatap Abas dan Sarah bergantian.

"Ada apa, Nak?" tanya Sarah lagi.

"Gue—"

"Rizan, we need you," ujar Abas sengaja memotong ucapan Everest. Ia tidak ingin suasana menjadi tidak kondusif dan membuat semuanya tidak bisa berfikir jernih.

"Saya selalu siap, Pak," Rizan benar-benar menghormati Abas. Itulah sebabnya Abas begitu mempercayai Rizan.

"Saya bingung. Saya kurang paham mengenai kasus kriminalitas," jelas Abas.

"Kita bisa mencari sesuatu di tempat kejadian. Perlu bantuan polisi atau orang pribadi bapak yang turun tangan?" tanya Rizan sopan.

"Saya tidak ingin melibatkan polisi, Rizan. I have many people, I can use,"

"Pa, stop, okey? Kita berdua tau—"

"You are the one who should stop! Kamu harusnya membantu penyelidikan ini,"

"Ini ada apa?! Antara kalian ada apa?! Ada yang kalian tutupi atau ada yang Mama tidak pahami?" Sarah dibuat bingung oleh pertentangan Everest.

"Kita nggak butuh penyelidikan apapun, Tante!" Everest berbicara pada Sarah.

EVERESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang